KOMPAS.com - Baru-baru ini pembahasan tentang informasi A1 ramai diperbincangkan oleh warganet di Twitter.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Minggu (16/8/2020) trending topic "Info A1" telah ditweet sebanyak 3.657 kali.
Secara umum, informasi A1 dimaknai sebagai informasi yang valid dan bisa dipercaya kebenarannya.
Penggunaan istilah ini lazim di masyarakat, ketika seseorang sedang mengabarkan sesuatu yang dia yakini benar terjadi.
Namun, dari mana sebenarnya istilah "info A1' berasal?
Asal mula penggunaan istilah ini bisa ditemukan di jurnal ilmiah berjudul The Admiralty Code: A Cognitive Tool for Self-Directed Learning tulisan James M. Hanson dari University of New South Wales, Sydney, Australia.
Jurnal ini telah dipublikasikan di International Journal of Learning, Teaching and Educational Research, pada November 2015 lalu, dan menjelaskan asal mula istilah "info A1".
Istilah tersebut berasal dari Admiralty Code atau Kode Angkatan Laut yang awalnya digunakan oleh Angkatan Laut Inggris untuk menilai keabsahan bukti-bukti intelijen.
Namun, kode itu saat ini digunakan secara luas, meliputi kepolisian, badan intelijen, dan organisasi pertahanan, termasuk militer Amerika Serikat.
Baca juga: Menpora Dihujani Informasi A1
Dengan adanya kode itu, setiap informasi yang diterima harus dinilai terlebih dulu kebenarannya. Penilaian itu didasarkan pada bukti-bukti pendukung, juga rekam jejak pemberi informasi.
Kode mengharuskan penerima informasi untuk menilai setiap bukti menurut:
1. Keandalan sumber informasi yang akurat (dinilai dari A sampai F)
2. Kemungkinan validitas klaim (dinilai dari 1 sampai 6)
Baca juga: Sering Disebut-sebut, Ternyata Ini Sejarah dan Asal Usul Hari-H
Kode tersebut menempatkan huruf (A-F) dan angka (1-6) pada setiap bukti/informasi intelijen untuk menunjukkan kredibilitasnya.
A1 berarti informasi yang berasal dari sumber dengan reputasi terpercaya, kemungkinan tanpa motif tertentu, dan telah diverifikasi kebenarannya.
Sementara itu, E5 berarti informasi yang berasal dari sumber yang diragukan, dan kurang sesuai dengan sejumlah fakta yang telah diketahui sebelumnya.
Huruf F, menunjukkan sumber informasi yang tidak diketahui reputasinya, sedangkan angka 6 menunjukkan bahwa klaim yang diajukan belum bisa dinilai kebenarannya. Sehingga, kode F6, mengindikasikan bahwa informasi belum bisa diterima.
Umumnya, A1 dan B2 akan diterima sebagai informasi kredibel. Sebaliknya, D4 dan E5 akan ditolak karena dinilai tidak kredibel, sedangkan C3 merupakan batas tengah antara meragukan dan meyakinkan.
Kesulitan muncul pada kode-kode tertentu, seperti E2, yang berarti klaim tersebut kemungkinan benar, namun berasal dari sumber yang memiliki reputasi kurang meyakinkan di masa lalu. Dengan demikian, ada baiknya untuk menggali lebih jauh lagi motif dari sumber informasi.
Di sisi lain, B5, menunjukkan klaim dari sumber yang biasanya bisa dipercaya. Namun, informasi tersebut perlu diterima dengan hati-hati, dan dilakukan penilaian ulang setelah ada informasi pendukung lainnya.
Baca juga: Prakerja Gelombang 4 Diumukan Hari Ini, Bagaimana Tahapan Selanjutnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.