KOMPAS.com - Virus corona jenis baru penyebab Covid-19 dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak.
Meskipun sebagian besar infeksi Covid-19 pada anak dilaporkan bersifat tanpa gejala atau ringan, masih diperlukan penelitian lebih lanjut tentang gejala Covid-19 yang parah pada anak di sejumlah kasus.
Melansir New York Times, Minggu (9/8/2020), tercatat sekitar 97.000 anak di Amerika Serikat dikonfirmasi positif Covid-19 dalam dua minggu terakhir pada bulan Juli 2020.
Data ini dilaporkan oleh Asosiasi Rumah Sakit Anak dan Akademi Pediatri Amerika.
Menurut laporan tersebut, setidaknya ada 338.000 anak yang telah dikonfirmasi positif Covid-19 sejak awal pandemi.
Artinya, jumlah kasus baru pada anak yang dilaporkan dalam dua minggu terakhir di bulan Juli telah mencapai seperempat dari seluruh total kasus.
Baca juga: Kasus Virus Corona pada Anak Muda Meningkat, Apa yang Harus Dilakukan?
Laporan itu menyebutkan bahwa anak-anak terbilang jarang mengalami sakit parah akibat Covid-19.
Namun, laporan lain yang dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyoroti bagaimana ancaman dari Covid-19 yang disebut Multysistem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) telah berdampak pada anak dengan warna kulit tertentu.
Melansir US News & World Report, 7 Agustus 2020, MIS-C ditandai dengan gejala yang mirip dengan penyakit Kawasaki.
Sementara, CDC mengatakan, dari awal Maret hingga akhir Juli, mereka menerima laporan dari 570 anak muda, dengan usia bayi hingga 20 tahun, yang dapat diklasifikasikan mengalami MIS-C.
Sebagian besar pasien sebelumnya berada dalam keadaan sehat. Sekitar 40 persen merupakan hispanik atau latin, 33 persen berkulit hitam, dan 13 persen berkulit putih.
Sepuluh anak meninggal dunia dan hampir dua pertiga harus dirawat di unit perawatan intensif.
Adapun gejalanya adalah demam, ruam, sakit perut, kebingungan, bibir kebiruan, lemah otot, konjungtivitis, detak jantung kencang, dan syok jantung.
Temuan baru ini juga sekaligus mendesak pihak berwenang untuk menelusuri kasus Covid-19 pada anak-anak secara lebih luas dan memberlakukan langkah mitigasi jika diperlukan.
Baca juga: Dampak Psikologis pada Anak yang Sekolah dari Rumah