Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Sinabung Erupsi, Ini Sejarah Letusannya dalam 5 Tahun Terakhir...

Kompas.com - 10/08/2020, 16:15 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Pada 2-3 April 2015, aktivitas gunung ini meningkat dan mengeluarkan awan panas. Guguran awan panas mengalir dalam radius 3,5-4 kilometer dari puncak.

Selanjutnya, pada 4 Agustus 2015, terjadi guguran lava pijar sejauh 700-1.500 meter dengan 35 kali guguran dan tremor terus menerus. Tinggi kolom abu vulkanik teramati setinggi 1.500 meter, disusul setinggi 2.000 meter pada sore harinya.

Pada 15 September 2015, Gunung Sinabung erupsi kembali dengan guguran awan panas mencapai 3.000 meter dan tinggi kolom abu erupsi 2.500 meter. Terdapat guguran awan panas susulan sejauh 4.000 meter dan tinggi kolom abu vulkanik 3.000 meter.

Gunung ini kembali mengeluarkan awan panas pada 17 November 2015, dengan jarak luncur mencapai 4.000 meter dan tinggi kolom abu mencapai 2.000 meter. Sehari sebelumnya, guguran awan panas terjadi empat kali dengan jarak luncur mencapai 3.500 meter.

Baca juga: Rumah Berhadapan dengan Gunung Sinabung, Anto Pelajari Tanda Alam Sebelum Erupsi, Ada Suara Anjing Melolong

2016

Pada 25 Februari 2016, gunung ini menyemburkan lava pijar sejauh 500 meter dengan tinggi kolom abu 2.000 meter.

Erupsi kembali terjadi pada 22 Mei 2016, di mana peristiwa ini memakan korban jiawa karena luncuran awan panas.

2017

Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus, Rabu (2/8/2017). dok.BNPB Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus, Rabu (2/8/2017).

Pada 21 Februari 2017, gunung ini mengalami tiga kali erupsi. Tinggi kolom letusan pertama tidak dapat diamati lantaran cuaca saat itu berkabut. Sementara, letusan kedua dan ketiga dengan semburan abu vulkanik setinggi 2.500 meter dan 1.000 meter.

Beberapa bulan kemudian, Sinabung erupsi kembali pada 2-3 Agustus 2017. Letusan tersebut menghancurkan kubah lava di puncak lebih dari 2,3 juta meter kubik.

Kubah lava ini dibangun sejak April 2017 oleh gunung yang berada dalam tingkat kegiatan awas atau level IV.

Erupsi tipe letusan menghasilkan kolom abu pekat mencapai ketinggian 4.200 m dan awan panas guguran yang meluncur ke arah tenggara dan timur sejauh 2.500-4.500 m mencapai Sungai Laborus.

Tidak ada korban jiwa dalam erupsi berlangsung. Namun, kerugian dialami oleh petani sayur-sayuran karena tanaman mati diguyur abu.

Pasca letusan 2-3 Agustus 2017 volume kubah lava yang diukur kembali pada 6 Agustus 2017 tersisa sedikit 23.700 meter kubik. 

Baca juga: Mengungkap Tanda-tanda Alam di Balik Erupsi Gunung Sinabung...

2018

Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik ketika erupsi, di Karo, Sumatera Utara, Senin (19/2/2018). Gunung Sinabung kembali erupsi besar Senin ini, status gunung berada di level IV atau awas disertai gempa kecil yang terasa di sekitar Sinabung, dari catatan pos pemantau gempa terjadi sekitar 607 detik.ANTARA FOTO/MAZ YONS Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik ketika erupsi, di Karo, Sumatera Utara, Senin (19/2/2018). Gunung Sinabung kembali erupsi besar Senin ini, status gunung berada di level IV atau awas disertai gempa kecil yang terasa di sekitar Sinabung, dari catatan pos pemantau gempa terjadi sekitar 607 detik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com