Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Sinabung Erupsi, Ini Sejarah Letusannya dalam 5 Tahun Terakhir...

Kompas.com - 10/08/2020, 16:15 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Sinabung yang secara administratif terletak di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara masuk dalam salah satu gunung api aktif di Indonesia.

Pada Senin (10/8/2020), gunung ini kembali mengalami erupsi pukul 10.16 WIB dengan ketinggian kolom abu sekitar 5.000 meter di atas puncak.

Sesaat kemudian, disusul dengan erupsi berikutnya pada pukul 11.17 WIB, di mana teramati tinggi kolom abu kurang lebih 2.000 meter di atas puncak.

Mengenal Gunung Sinabung

Gunung Sinabung telah meletus berkali-kali sejak zaman dahulu.

Meski begitu, tidak banyak diketahui dan tidak terdapat dalam catatan sejarah dan literatur terkait sejarah kegiatan gunung ini.

Melansir situs resmi vsi.esdm.go.id, sebelum tahun 1600, aktivititas terakhir yang ditimbulkan oleh gunung api ini berupa muntahan batuan piroklastik dan aliran lahar yang mengalir ke arah selatan.

Gunung dengan ketinggian 2.460 meter dari permukaan laut ini pada tahun 1912 mengalami aktivitas solfatara di puncak dan lereng atas.

Sementara pada tahun 2010, terjadi beberapa kali letusan yang di antaranya merupakan letusan freatik.

Baca juga: Gunung Sinabung Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu 2.000 Meter dari Puncak

Sejarah letusan

Pasca peningkatan aktivitas vulkanik gunung ini dari waspada menjadi siaga pada 3 November 2013, disebutkan bahwa aktivitas vulkanik meningkat secara fluktuatif hingga 22 November 2013 dan meningkat secara siginifikan pada 23-24 November 2013.

Sebab itu, tingkat aktivitas gunung sinabung dinaikkan dari level III atau siaga menjadi level IV atau awas pada tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 WIB.

Namun, sejak 8 April 2014 pukul 17.00 WIB tingkat aktivitas Gunung Sinabung diturunkan dari level IV atau awas menjadi level III atau siaga.

Aktivitas gunung ini meningkat kembali secara visual dan instrumen, sehingga terhitung sejak 2 Juni 2015 Pukul 23.00 WIB dinaikkan dari level III atau siaga menjadi level IV atau awas.

Kemudian status aktivitas Gunungn Sinabung kembali diturunkan menjadi level III pada 20 Mei 2019 pukul 10.00 WIB.

2015

Erupsi Gunung Sinabung disertai dengan luncuran awan panas terlihat dari Desa Jeraya, Karo, Sabtu (13/6/2015) . Gunung Sinabung yang kini masih berstatus Awas masih mengalami peningkatan aktivitas.TRIBUN MEDAN / DEDY SINUHAJI Erupsi Gunung Sinabung disertai dengan luncuran awan panas terlihat dari Desa Jeraya, Karo, Sabtu (13/6/2015) . Gunung Sinabung yang kini masih berstatus Awas masih mengalami peningkatan aktivitas.

Pada 3 Januari 2015, sekitar pukul 08.30 WIB, Gunung Sinabung meletus dengan tinggi kolom mencapai 3 km, disertai awan panas sejauh 4 km ke arah selatan. Tercatat adanya 24 kali guguran awan panas dari puncak dan tinggi abu 500-3.000 meter.

Pada 2-3 April 2015, aktivitas gunung ini meningkat dan mengeluarkan awan panas. Guguran awan panas mengalir dalam radius 3,5-4 kilometer dari puncak.

Selanjutnya, pada 4 Agustus 2015, terjadi guguran lava pijar sejauh 700-1.500 meter dengan 35 kali guguran dan tremor terus menerus. Tinggi kolom abu vulkanik teramati setinggi 1.500 meter, disusul setinggi 2.000 meter pada sore harinya.

Pada 15 September 2015, Gunung Sinabung erupsi kembali dengan guguran awan panas mencapai 3.000 meter dan tinggi kolom abu erupsi 2.500 meter. Terdapat guguran awan panas susulan sejauh 4.000 meter dan tinggi kolom abu vulkanik 3.000 meter.

Gunung ini kembali mengeluarkan awan panas pada 17 November 2015, dengan jarak luncur mencapai 4.000 meter dan tinggi kolom abu mencapai 2.000 meter. Sehari sebelumnya, guguran awan panas terjadi empat kali dengan jarak luncur mencapai 3.500 meter.

Baca juga: Rumah Berhadapan dengan Gunung Sinabung, Anto Pelajari Tanda Alam Sebelum Erupsi, Ada Suara Anjing Melolong

2016

Petugas memperingatkan dua warga yang hendak keluar dari zona merah erupsi Sinabung di portal simpang Sibintun, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Rabu (2/11/2016). Meskipun status Gunung Sinabung Awas dan potensi erupsi dan luncuran awan panas tinggi, peringatan untuk tidak beraktivitas di zona merah Sinabung masih terus dilanggar warga.KOMPAS/AUFRIDA WISMI WARASTRI Petugas memperingatkan dua warga yang hendak keluar dari zona merah erupsi Sinabung di portal simpang Sibintun, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Rabu (2/11/2016). Meskipun status Gunung Sinabung Awas dan potensi erupsi dan luncuran awan panas tinggi, peringatan untuk tidak beraktivitas di zona merah Sinabung masih terus dilanggar warga.

Pada 25 Februari 2016, gunung ini menyemburkan lava pijar sejauh 500 meter dengan tinggi kolom abu 2.000 meter.

Erupsi kembali terjadi pada 22 Mei 2016, di mana peristiwa ini memakan korban jiawa karena luncuran awan panas.

2017

Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus, Rabu (2/8/2017). dok.BNPB Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus, Rabu (2/8/2017).

Pada 21 Februari 2017, gunung ini mengalami tiga kali erupsi. Tinggi kolom letusan pertama tidak dapat diamati lantaran cuaca saat itu berkabut. Sementara, letusan kedua dan ketiga dengan semburan abu vulkanik setinggi 2.500 meter dan 1.000 meter.

Beberapa bulan kemudian, Sinabung erupsi kembali pada 2-3 Agustus 2017. Letusan tersebut menghancurkan kubah lava di puncak lebih dari 2,3 juta meter kubik.

Kubah lava ini dibangun sejak April 2017 oleh gunung yang berada dalam tingkat kegiatan awas atau level IV.

Erupsi tipe letusan menghasilkan kolom abu pekat mencapai ketinggian 4.200 m dan awan panas guguran yang meluncur ke arah tenggara dan timur sejauh 2.500-4.500 m mencapai Sungai Laborus.

Tidak ada korban jiwa dalam erupsi berlangsung. Namun, kerugian dialami oleh petani sayur-sayuran karena tanaman mati diguyur abu.

Pasca letusan 2-3 Agustus 2017 volume kubah lava yang diukur kembali pada 6 Agustus 2017 tersisa sedikit 23.700 meter kubik. 

Baca juga: Mengungkap Tanda-tanda Alam di Balik Erupsi Gunung Sinabung...

2018

Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik ketika erupsi, di Karo, Sumatera Utara, Senin (19/2/2018). Gunung Sinabung kembali erupsi besar Senin ini, status gunung berada di level IV atau awas disertai gempa kecil yang terasa di sekitar Sinabung, dari catatan pos pemantau gempa terjadi sekitar 607 detik.ANTARA FOTO/MAZ YONS Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik ketika erupsi, di Karo, Sumatera Utara, Senin (19/2/2018). Gunung Sinabung kembali erupsi besar Senin ini, status gunung berada di level IV atau awas disertai gempa kecil yang terasa di sekitar Sinabung, dari catatan pos pemantau gempa terjadi sekitar 607 detik.

Pada 19 Februari 2018, Sinabung erupsi kembali dengan tinggi kolom 5.000 meter, amplitudo 120 milimeter, dengan lama gempa 607 detik.

Dua bulan kemudian, pada 6 April 2018, Gunung Sinabung meletus dengan tinggi kolom abu lebih dari 5.000 meter.

Erupsi tersebut terjadi setelah hampir dua bulan terakhir, gunung api ini mengalami letusan-letusan kecil. 

2019

Pengendara melintas dengan latar belakang Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik saat erupsi, di Karo, Sumatera Utara, Minggu (9/6/2019). Gunung Sinabung berstatus Siaga (Level III) kembali mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu mencapai 7.000 meter dan menyebabkan sejumlah desa tertutup debu vulkanik.ANTARA FOTO/TIBTA PERANGIN ANGIN Pengendara melintas dengan latar belakang Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik saat erupsi, di Karo, Sumatera Utara, Minggu (9/6/2019). Gunung Sinabung berstatus Siaga (Level III) kembali mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu mencapai 7.000 meter dan menyebabkan sejumlah desa tertutup debu vulkanik.

Pada 7 Mei 2019 pukul 07.28 WIB, tinggi kolom abu letusan dari Gunung Sinabung teramati kurang lebih 2.000 meter di atas puncak atau 4.460 m di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi 42 menit 49 detik.

Pada 11 Mei 2019 pukul 20.39 WIB, gunung api ini kembali mengalami erupsi dengan amplitudo maksimum 9 mm dan durasi kurang lebih selama 33 menit.

Baca juga: Gunung Sinabung Kembali Meletus dengan Tinggi Kolom Abu 5 Km

2020

Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik saat erupsi di Karo, Sumatera Utara, Sabtu (8/8/2020). Gunung Sinabung erupsi dengan tinggi kolom 2.000 meter, empat kecamatan terkena dampak hujan abu.ANTARA FOTO/SASTRAWAN GINTING Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik saat erupsi di Karo, Sumatera Utara, Sabtu (8/8/2020). Gunung Sinabung erupsi dengan tinggi kolom 2.000 meter, empat kecamatan terkena dampak hujan abu.

Gunung Sinabung erupsi pada 8 Agustus 2020 pukul 01.58 WIB dengan tinggi kolom abu kurang lebih 2.000 meter di atas puncak.

Setelah itu, terjadi erupsi susulan pukul 17.18 WIB dengan tinggi kolom abu yang teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur dan tenggara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 2183 detik.

Berselang dua hari, gunung api ini kembali erupsi, pada 10 Agustus 2020 pukul 10.16 WIB dengan kolom abu teramati sekitar 5.000 m di atas puncak.

Sejauh ini, tercatat erupsi susulan pukul 11.17 WIB dengan kolom abu setinggi 2.000 m di atas puncak.

Baca juga: Gunung Sinabung Meletus, Ini Rekomendasi PVMBG

(Sumber: Kompas.com/Mei Leandha, Michael Hangga | Editor: Glori K.W, David Oliver P., Caroline Damanik, Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Tren
Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Tren
Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Tren
Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Tren
Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Tren
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Menyelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Menyelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com