Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Ledakan Lebanon: Meninggalnya Istri Dubes Belanda hingga Dugaan Bom atau Rudal

Kompas.com - 08/08/2020, 21:07 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ledakan di Pelabuhan Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) petang waktu setempat kemarin masih menyisakan luka dan kesedihan.

Amonium nitrat diduga menjadi penyebab utama ledakan dahsyat yang dirasakan hingga 10 kilometer itu.

Diketahui, sekitar 2.750 ton amonium nitrat disimpan di gudang pelabuhan selama enam tahun karena alasan yang belum diketahui.

Baca juga: Ledakan Lebanon dan Fakta-fakta soal Amonium Nitrat...

Berikut update terkini terkait ledakan Lebanon:

Korban

Dilansir dari Arab News, Sabtu (8/8/2020), lebih dari 60 orang dilaporkan masih belum ditemukan hingga saat ini.

Menteri Kesehatan Lebanon mengatakan, jumlah korban meninggal bertambah menjadi 154 orang.

"Jumlah korban meninggal mencapai 154 orang, 25 korban di antaranya belum teridentifikasi. Selain itu, kami masih memiliki 60 orang yang belum ditemukan," kata kementerian itu.

Sekitar 5.000 orang juga dilaporkan mengalami luka-luka dan 300.000 warga Beirut kehilangan tempat tinggal.

Baca juga: Fakta Ledakan Lebanon, dari Tewaskan 78 Orang hingga Disebut Mirip Bom Hiroshima

Istri Dubes Belanda meninggal

Dikutip dari Akhbaralaan, Sabtu (8/8/2020), Kementerian Luar Negeri Belanda mengumumkan kematian istri dari Duta Besar Belanda untuk Lebanon.

Saat terjadi ledakan, Hedwig Waltmans-Molier (55) sedang berada di ruang tamu bersama suaminya, Jan Waltmans.

Seperti diketahui, Kedutaan Besar Belanda untuk Lebanon mengalami kerusakan parah akibat ledakan tersebut.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sebelumnya mengatakan bahwa 5 orang di kantor kedutaan mengalami luka-luka, di antaranya adalah Hedwig.

Baca juga: 7 Dampak Ledakan di Beirut Lebanon

Dugaan bom atau rudal

Helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di kawasan pelabuhan di Beirut, Ibu Kota Lebanon, Selasa (4/8/2020). Sebanyak 73 orang tewas dan ribuan lainnya dilaporkan terluka dari insiden dua ledakan besar yang mengguncang Beirut tersebut.AFP/STR Helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di kawasan pelabuhan di Beirut, Ibu Kota Lebanon, Selasa (4/8/2020). Sebanyak 73 orang tewas dan ribuan lainnya dilaporkan terluka dari insiden dua ledakan besar yang mengguncang Beirut tersebut.

Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan, ledakan di pelabuhan bisa jadi disebabkan oleh bom atau rudal.

"Insiden itu mungkin akibat kelalaian atau intervensi eksternal melalui rudal atau bom. Saya telah meminta Presiden Perancis Emmanuel Macron untuk memberi kami foto udara untuk menentukan apakah ada pesawat atau rudal," kata Aoun, dikutip dari Arab News, Jumat (7/8/2020).

"Jika Perancis tidak memiliki foto seperti itu, maka kami mungkin akan mencarinya dari negara bagian lain untuk menentukan apakah ada serangan asing," sambungnya.

Pihaknya menegaskan akan mengadili semua pejabat yang terkait dengan ledakan itu, tak peduli jabatan mereka.

Baca juga: Ledakan di Beirut Lebanon Disebut Mirip Peristiwa Bom Hiroshima

Anak tiga tahun jadi korban termuda

Seorang anak berusia tiga tahun menjadi korban meninggal termuda akibat ledakan tersebut.

Laporan media lokal dan postingan media sosial mengindentifikasi anak tersebut dengan nama Alexandra Najjar yang meninggal pada Jumat (7/8/2020).

Joey Diab, seorang teman dari keluarga Alexandra, berbicara kepada NBC Bay Area News tentang meninggalnya balita tersebut.

"Mereka sedang bermain, sebuah pintu meledak dan menjepitnya ke dinding," kata Diab, dikutip dari Alaraby, Jumat (7/8/2020).

Baca juga: Ledakan Lebanon, Bagaimana Amonium Nitrat Sampai ke Pelabuhan Beirut?

Pencarian hewan yang terluka

Petugas pemadam kebakaran mengevakuasi seorang yang terluka dari tempat ledakan di kawasan pelabuhan di Beirut, Ibu Kota Lebanon, Selasa (4/8/2020). Sebanyak 73 orang tewas dan ribuan lainnya dilaporkan terluka dari insiden dua ledakan besar yang mengguncang Beirut tersebut.AFP/ANWAR AMRO Petugas pemadam kebakaran mengevakuasi seorang yang terluka dari tempat ledakan di kawasan pelabuhan di Beirut, Ibu Kota Lebanon, Selasa (4/8/2020). Sebanyak 73 orang tewas dan ribuan lainnya dilaporkan terluka dari insiden dua ledakan besar yang mengguncang Beirut tersebut.

Lebih dari 190 sukarelawan telah menjelajahi Kota Beirut untuk mencari hewan peliharaan yang hilang.

Mereka mencari hewan yang terperangkap di reruntuhan, merawat yang terluka, dan merawat mereka yang pemiliknya meninggal.

Direktur Eksekutif di Animals Lebanon Jason Mier mengatakan, kebahagian terbaik yang mereka rasakan adalah dapat menyatukan kembali hewan peliharaan dengan pemiliknya.

"Sangat menyenangkan bahwa kami dapat membawa sedikit kegembiraan kembali kepada orang-orang setelah kehilangan hampir segalanya, itu membuatnya berharga," kata dia, dikutip dari CNN, Jumat (7/8/2020).

Baca juga: Ramai soal Unggahan Hati Hewan Kurban yang Berlubang Diduga Sarang Cacing, Ini Penjelasannya...

Beberapa hari yang lalu, relawan menemukan seekor kucing terjebak di dalam mobil.

Butuh beberapa hari untuk menyatukannya kembali dengan pemiliknya.

Sementara itu, kantor Animals Lebanon sendiri mengalami sejumlah kerusakan ketika terjadi ledakan.

"Ada jejak berdarah di mana-mana saat kami bisa sampai ke kantor," jelas dia.

Baca juga: Saat Penduduk Lebanon Bersatu Bersihkan Jalanan Pasca-ledakan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com