KOMPAS.com - Pengujian obat potensial untuk Covid-19 yang dikembangkan perusahaan bioteknologi Tychan di Singapura kini dipercepat.
Dalam beberapa minggu ke depan, antibodi monoklonal atau protein sistem kekebalan yang dikenal sebagai TY027 itu akan memasuki fase pengujian terakhir.
Antibodi monoklonal adalah protein sistem kekebalan yang dibuat di laboratorium dan dirancang khusus untuk menargetkan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.
Dilansir Straits Times, Kamis (6/8/2020), uji coba diperkirakan akan memakan waktu beberapa bulan, sebelum akhirnya dapat disetujui untuk pengobatan virus corona.
Salah satu pendiri Tychan, Ooi Eng Eon, mengatakan perusahaannya tidak memiliki sumber daya untuk melakukan uji coba obat dengan ribuan pasien.
Sehingga, rencananya uji coba akan melibatkan 500 orang pasien Covid-19 yang baru didiagnosis.
"Kami harus lebih ketat dalam cara kami merekrut dan jenis pasien yang kami daftarkan. Kriteria utamanya adalah agar pasien berada dalam tujuh hari pertama infeksi," kata pria yang juga seorang profesor dari Duke-NUS Medical School tersebut.
Baca juga: Ini 7 Kandidat Vaksin yang Sedang Uji Klinis Tahap Ketiga
"Membatasi jenis pasien yang dapat kami daftarkan, akan memberi kami kesempatan terbaik untuk menunjukkan dalam waktu sesingkat mungkin dan pada sesedikit mungkin pasien, bahwa obat ini bekerja untuk mencegah Covid-19 yang parah," sambungnya.
Saat ini, ia mengatakan, perusahaan masih menunggu persetujuan dari Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura sebelum melakukan perekrutan pasien yang akan diuji coba.
Idealnya, kata Ooi, semua pasien yang akan diuji berasal dari Singapura, tetapi pihaknya terbuka untuk peserta dari luar negeri dan harus dipilih dengan cermat.
Pasien hanya akan ikut serta dalam uji coba jika memberikan persetujuan.
Ooi mengungkapkan uji coba terhadap suatu obat dimulai dengan kelompok kecil untuk menguji keamanan obat dan efek sampingnya.
Uji coba selanjutnya dilakukan kepada kelompok lebih besar untuk melihat efektivitas obat.
Kemudian, yang terakhir, menguji apakah obat tersebut bekerja sesuai dengan yang diinginkan, seperti mencegah penyakit atau mempercepat pemulihan.
Menurut Ooi, pada fase pertama dan kedua, uji coba TY027 menunjukkan hasil yang sangat baik.
"Profil keamanannya sangat baik, efek samping minimal, dan hasilnya sangat menggembirakan," kata Ooi.
"Kita akan mendorong untuk memberi dosis lebih tinggi ke 30mg per kilogram (dari 20mg per kilogram). Sehingga pada pasien yang penyakitnya lebih parah, kita dapat memberikan dosis yang lebih tinggi," tambahnya.
Baca juga: 800 Orang Mendaftar Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19
Dalam skenario terbaik, kata Ooi, TY027 dapat disetujui sebagai terapi obat virus corona pada tahun depan atau bahkan lebih awal.
Keunggulan TY027, ia mengatakan dapat dikembangkan selama beberapa bulan dan diproduksi dalam jumlah besar.
Terkait perkembangan tersebut, spesialis penyakit menular dari Saw Swee Hock School of Public Health, Hsu Li Yang, menilai keefektivan obat Tychan akan tergantung pada hasil uji klinis, terutama pada fase tiga.
"Saat ini ada baiknya obat tersebut terbukti aman. Namun, pengobatan yang efektif tidak mengurangi skala wabah, meski akan mengurangi dampak dalam hal kematian dan kecacatan," kata Hsu Li.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.