Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Potensial untuk Covid-19 di Singapura Masuk Tahap Pengujian Akhir

Kompas.com - 07/08/2020, 15:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengujian obat potensial untuk Covid-19 yang dikembangkan perusahaan bioteknologi Tychan di Singapura kini dipercepat.

Dalam beberapa minggu ke depan, antibodi monoklonal atau protein sistem kekebalan yang dikenal sebagai TY027 itu akan memasuki fase pengujian terakhir.

Antibodi monoklonal adalah protein sistem kekebalan yang dibuat di laboratorium dan dirancang khusus untuk menargetkan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.

Dilansir Straits Times, Kamis (6/8/2020), uji coba diperkirakan akan memakan waktu beberapa bulan, sebelum akhirnya dapat disetujui untuk pengobatan virus corona.

Salah satu pendiri Tychan, Ooi Eng Eon, mengatakan perusahaannya tidak memiliki sumber daya untuk melakukan uji coba obat dengan ribuan pasien.

Sehingga, rencananya uji coba akan melibatkan 500 orang pasien Covid-19 yang baru didiagnosis.

"Kami harus lebih ketat dalam cara kami merekrut dan jenis pasien yang kami daftarkan. Kriteria utamanya adalah agar pasien berada dalam tujuh hari pertama infeksi," kata pria yang juga seorang profesor dari Duke-NUS Medical School tersebut.

Baca juga: Ini 7 Kandidat Vaksin yang Sedang Uji Klinis Tahap Ketiga

"Membatasi jenis pasien yang dapat kami daftarkan, akan memberi kami kesempatan terbaik untuk menunjukkan dalam waktu sesingkat mungkin dan pada sesedikit mungkin pasien, bahwa obat ini bekerja untuk mencegah Covid-19 yang parah," sambungnya.

Saat ini, ia mengatakan, perusahaan masih menunggu persetujuan dari Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura sebelum melakukan perekrutan pasien yang akan diuji coba.

Idealnya, kata Ooi, semua pasien yang akan diuji berasal dari Singapura, tetapi pihaknya terbuka untuk peserta dari luar negeri dan harus dipilih dengan cermat.

Pasien hanya akan ikut serta dalam uji coba jika memberikan persetujuan.

Dua tahap uji coba sebelumnya

Ooi mengungkapkan uji coba terhadap suatu obat dimulai dengan kelompok kecil untuk menguji keamanan obat dan efek sampingnya.

Uji coba selanjutnya dilakukan kepada kelompok lebih besar untuk melihat efektivitas obat.

Kemudian, yang terakhir, menguji apakah obat tersebut bekerja sesuai dengan yang diinginkan, seperti mencegah penyakit atau mempercepat pemulihan.

Menurut Ooi, pada fase pertama dan kedua, uji coba TY027 menunjukkan hasil yang sangat baik.

"Profil keamanannya sangat baik, efek samping minimal, dan hasilnya sangat menggembirakan," kata Ooi.

"Kita akan mendorong untuk memberi dosis lebih tinggi ke 30mg per kilogram (dari 20mg per kilogram). Sehingga pada pasien yang penyakitnya lebih parah, kita dapat memberikan dosis yang lebih tinggi," tambahnya.

Baca juga: 800 Orang Mendaftar Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

Dalam skenario terbaik, kata Ooi, TY027 dapat disetujui sebagai terapi obat virus corona pada tahun depan atau bahkan lebih awal.

Keunggulan TY027, ia mengatakan dapat dikembangkan selama beberapa bulan dan diproduksi dalam jumlah besar.

Terkait perkembangan tersebut, spesialis penyakit menular dari Saw Swee Hock School of Public Health, Hsu Li Yang, menilai keefektivan obat Tychan akan tergantung pada hasil uji klinis, terutama pada fase tiga.

"Saat ini ada baiknya obat tersebut terbukti aman. Namun, pengobatan yang efektif tidak mengurangi skala wabah, meski akan mengurangi dampak dalam hal kematian dan kecacatan," kata Hsu Li.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com