Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Seputar Amonium Nitrat dalam Ledakan di Beirut, Lebanon

Kompas.com - 06/08/2020, 08:50 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Saat dipanaskan, zat akan meleleh, terurai, dan melepaskan gas beracun termasuk nitrogen oksida dan gas amonia.

Ketika dipanaskan secara berlebihan, misalnya dalam kebakaran, dapat menyebabkan ledakan di ruangan tertutup, dan wadah atau bejana yang tertutup dapat pecah dengan hebat.

Kegunaan amonium nitrat
Sementara itu, di Queensland, sekitar 99 persen amonium nitrat dipakai sebagai bahan peledak dalam operasi penambangan dan sisanya untuk membuat pupuk.

Zat ini termasuk dalam keamanan sensitif atau security sensitive ammonium nitrate (SSAN).

SSAN secara khusus dicakup oleh UU Bahn Peledak 1999 dan termasuk zat amonium nitrat, emulsi nitonium nitrat, dan campuran amonium nitrat yang mengandung amonium nitrat lebih dari 45 persen.

Stabilitas

Amonium nitrat stabil dalam larutan padat atau cair. Namun, bisa menjadi kurang tahan terhadap peledakan atau inisiasi karena adanya kontaminasi atau paparan suhu tinggi, seperti terkena api atau panas radiasi.

Aspek yang membuat amonium nitrat menjadi kurang stabil dan berisiko lebih besar meledak yaitu paparan terhadap kontaminan klorida dan logam (kromium, tembaga, koblat, dan nikel), penurunan pH, atau peningkatan keasaman.

Aspek yang membuat amonium nitrat dapat meledak yaitu:

  • Adanya paparan terhadap guncangan kuat, seperti gelombang kejut ledakan di dekatnya
  • Terpapar suhu tinggi di bawah kurungan, seperti pipa tertutup
  • Adanya ledakan kecil yang bisa memicu ledakan hebat di dekatnya

Kerusakan mental

Jika zat terhirup, dapat membuat iritasi pada saluran pencernaan dengan gajala batuk, sakit tenggorokan, dan napas yang pendek.

Selain itu, bisa menyebabkan methemoglobinemia, sianosis, konvulsi, takikardia, dispnea, hingga kematian.

Methemoglobinemia ditandai dengan pusing, mengantuk, sakit kepala, sesak napas, sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat, dan darah berwarna coklat-coklat.

Inhalasi bisa membuat asidosis sistemik dan methemoglobineua.

Jika terkena kulit, bisa menyebabkan iritasi dengan gejala kulit memerah, gatal, dan perih. Bila kontak dengan mata, dapat berdampak pada iritasi, mata memerah, dan terasa perih.

Apabila tertelah, dosis nitrat dalam jumlah besar membuat pusing, sakit perut, muntah, diare yang berdarah, lemah, kejang, dan kolaps.

Paparan yang lama dan berulang dalam dosis kecil dapat membuat lemah, depresi, sakit kepala, bahkan kerusakan mental.

Mengelola bahaya dan risiko

Terdapat sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya bahaya dan risiko dari amonium nitrat, meliputi:

  • Mengidentifikasi bahaya amonium nitrat dalam konteks bagaimana bahan disimpan dan ditangani
  • Melakukan penilaian risiko untuk menentukan sifat, kemungkinan, dan tingkat keparahan insiden yang bisa mengakibatkan kerusakan pada orang dan lingkungan
  • Terapkan tindakan pengendalian yang tepat, memastikan risiko terhadap orang, properti, dan lingkungan diminimalisasi sejauh mungkin

(Sumber: Kompas.com (Vina F.M, Dandy B, Retia K.D/Editor: Rizal S.N, Sari H., Shintaloka P.S, Ardi P.U, Miranti Dwi W)) 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Apa itu Amonium Nitrat?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com