Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jika Amonium Tak Dipindahkan, Itu Akan Meledakkan Seluruh Kota Beirut"

Kompas.com - 06/08/2020, 07:32 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyelidikan atas peristiwa ledakan di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat, masih terus berlangsung.

Dugaan awal, sumber ledakan dari ribuan ton amonium nitrat yang tersimpan di sebuah gudang.

Seorang sumber yang mengetahui hasil penyelidikan awal ledakan di Pelabuhan Beirut mengatakan, tak ada tindakan serta kelalaian penyimpanan bahan eksplosif selama bertahun-tahun yang menyebabkan ledakan di Beirut, Lebanon.

Dikutip dari An-Nahar, Rabu (5/8/2020), masalah keamanan penyimpanan sebelumnya telah disampaikan kepada sejumlah lembaga pemerintah.

Akan tetapi, tak ada satu pun dari lembaga itu yang mengeluarkan perintah untuk membuang atau memindahkan barang yang sangat eksplosif itu.

Kekhawatiran itu pun akhirnya terbukti dengan adanya ledakan besar yang mengguncang Lebanon, Selasa (4/8/2020).

"Kebakaran terjadi di gudang nomor 9 dan meluas ke gudang nomor 12, tempat amonium nitrat disimpan," kata sumber itu.

Baca juga: Ledakan di Lebanon, Bencana di Antara Pusaran Krisis Ekonomi dan Politik

Sumber lain yang dekat dengan seorang petugas pelabuhan mengatakan, tim penyelidik juga telah mengeluarkan peringatan akan bahaya dari bahan tersebut enam bulan yang lalu.

"Jika amonium tak dipindahkan, itu akan meledakkan seluruh Kota Beirut," kata sumber tersebut, mengutip keterangan tim penyelidik.

Direktur Jenderal Bea Cukai Lebanon Badri Daher mengatakan, pihaknya telah mengirim enam dokumen ke peradilan memperingatkan bahwa bahan-bahan tersebut sangat berbahaya.

Menurut dua dokumen yang didapatkan Reuters, Selasa (6/8/2020), Bea Cukai telah meminta pengadilan pada 2016 dan 2017 agar Otoritas Kemaritiman mengekspor kembali barang tersebut.

Bea cukai juga setuju untuk menjual amonium nitrat yang berasal dari kapal kargo Rhosus demi memastikan keamanan pelabuhan.

"Kami meminta untuk mengekspor kembali barang itu, tapi tak kunjung dilakukan," kata Daher.

Permintaan serupa juga terlihat pada dokumen lain pada 2014 dan 2015.

Petugas berjaga saat helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di kawasan pelabuhan di Beirut, Ibu Kota Lebanon, Selasa (4/8/2020). Sebanyak 73 orang tewas dan ribuan lainnya dilaporkan terluka dari insiden dua ledakan besar yang mengguncang Beirut tersebut.AFP/STR Petugas berjaga saat helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di kawasan pelabuhan di Beirut, Ibu Kota Lebanon, Selasa (4/8/2020). Sebanyak 73 orang tewas dan ribuan lainnya dilaporkan terluka dari insiden dua ledakan besar yang mengguncang Beirut tersebut.

Baca juga: [POPULER TREN] Penyebab Ledakan Lebanon | 2.750 Ton Amonium Nitrat di Lokasi Ledakan Beirut

Kapal kargo yang memuat amonium nitrat diketahui tiba di Lebanon pada September 2013 silam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com