KOMPAS.com - Klaim zona hijau Surabaya yang diungkapkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuai pro kontra di tengah masyarakat.
Menurut Risma, selain klaim risiko rendah penularan virus corona, angka kesembuhan kasus Covid-19 di Surabaya juga cukup tinggi.
Hal itu juga dipertegas oleh Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Zona Hitam di Surabaya dan Mengapa Bisa Terjadi?
Dari penjelasannya, perubahan status zona hijau itu berdasarkan kajian pakar epidemiologi yang diterima Pemkot Surabaya.
Dari laporan tersebut, transmission rate di Surabaya telah berada di bawah angka satu.
"Silakan yang menilai seperti apa, yang jelas kita warnanya sudah hijau," kata Irvan.
Baca juga: Vaksin Corona dari Oxford Dinilai Aman, Dijanjikan Siap pada September
"Surabaya sama sekali belum hijau, masih merah," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (4/8/2020).
Apabila memang sudah hijau, menurutnya akan banyak aktivitas yang saat ini sudah dilakukan, termasuk di dunia pendidipan.
Baca juga: Viral Utas soal Predator Fetish Kain Jarik, Ini Tanggapan Unair
Namun sekali lagi dirinya menegaskan untuk Surabaya masih belum (zona hijau).
Oleh karena itu, dirinya mempertanyakan mengenai sumber data yang dipergunakan oleh Risma.
"Lha itu dasarnya dari data mana? Katanya dari Kemenkes, padahal Pak Dirjen P2P Kemenkes (dr. Achmad Yurianto) membantah," kata Windhu.
Baca juga: Menyoal Rencana Pemindahan Pasien Covid-19 Surabaya ke Pulau Galang
Terpisah, saat dikonfirmasi terkait zona hijau tersebut Kepala Bidang Humas Kementerian Kesehatan Busroni belum mengetahui data yang digunakan oleh Risma.
"Saya belum cek data mana yang digunakan. Saya juga belum tahu. Sebaiknya cek ke Dinkes Jatim dengan Kadinkes-nya, karena data nasional diambil dari provinsi," kata Busroni pada Kompas.com, Selasa (4/8/2020).