Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pro Kontra Zona Hijau Surabaya

Kompas.com - 05/08/2020, 07:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Klaim zona hijau Surabaya yang diungkapkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuai pro kontra di tengah masyarakat.

Menurut Risma, selain klaim risiko rendah penularan virus corona, angka kesembuhan kasus Covid-19 di Surabaya juga cukup tinggi.

Hal itu juga dipertegas oleh Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Zona Hitam di Surabaya dan Mengapa Bisa Terjadi?

Dari penjelasannya, perubahan status zona hijau itu berdasarkan kajian pakar epidemiologi yang diterima Pemkot Surabaya.

Dari laporan tersebut, transmission rate di Surabaya telah berada di bawah angka satu.

"Silakan yang menilai seperti apa, yang jelas kita warnanya sudah hijau," kata Irvan.

Baca juga: Vaksin Corona dari Oxford Dinilai Aman, Dijanjikan Siap pada September

Belum hijau

 

Peta Sebaran Covid-19 di Surabaya menurut covid.19.go.id masih berwarna merah hingga Selasa (4/8/2020). covid19.go.id Peta Sebaran Covid-19 di Surabaya menurut covid.19.go.id masih berwarna merah hingga Selasa (4/8/2020).
Sementara itu, epidemiolog Airlangga (Unair) Windhu Purnomo menampik kondisi Surabaya yang disebut sudah zona hijau.

"Surabaya sama sekali belum hijau, masih merah," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (4/8/2020).

Apabila memang sudah hijau, menurutnya akan banyak aktivitas yang saat ini sudah dilakukan, termasuk di dunia pendidipan.

Baca juga: Viral Utas soal Predator Fetish Kain Jarik, Ini Tanggapan Unair

Namun sekali lagi dirinya menegaskan untuk Surabaya masih belum (zona hijau).

Oleh karena itu, dirinya mempertanyakan mengenai sumber data yang dipergunakan oleh Risma.

"Lha itu dasarnya dari data mana? Katanya dari Kemenkes, padahal Pak Dirjen P2P Kemenkes (dr. Achmad Yurianto) membantah," kata Windhu.

Baca juga: Menyoal Rencana Pemindahan Pasien Covid-19 Surabaya ke Pulau Galang

Saling lempar

Terpisah, saat dikonfirmasi terkait zona hijau tersebut Kepala Bidang Humas Kementerian Kesehatan Busroni belum mengetahui data yang digunakan oleh Risma.

"Saya belum cek data mana yang digunakan. Saya juga belum tahu. Sebaiknya cek ke Dinkes Jatim dengan Kadinkes-nya, karena data nasional diambil dari provinsi," kata Busroni pada Kompas.com, Selasa (4/8/2020).

Sementara itu, Kadinkes Jatim Kohar Hari Santoso mengatakan dirinya tidak bisa memastikan mengenai zona hijau Surabaya. "Lho ya tanya ke Wali Kota Surabaya," katanya saat dihubungi terpisah Kompas.com, Selasa (4/8/2020).

Baca juga: Penerapan New Normal, Zona Hitam di Surabaya, dan Penjelasan Khofifah...

Klaim soal zona hijauh tersebut juga membuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa angkat bicara.

Menurut Khofifah, yang berhak menentukan status zona sebuah daerah bukan pemerintah daerah tersebut, tetapi pemerintah pusat.

"Yang menentukan status zona bukan pemkot, pemkab, atau pemprov, tapi satgas pusat sepekan sekali," kata Khofifah di Surabaya sebagaimana diberitakan Kompas.com (5/8/2020).

Baca juga: Berikut Syarat Pembukaan Kembali Sekolah di Tengah Pandemi

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Syarat Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com