Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI: 74 Dokter Meninggal Selama Pandemi Virus Corona, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 04/08/2020, 20:06 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak pertama kali terdeteksi di Indonesia pada 2 Maret 2020, virus corona hingga saat ini, Selasa (4/8/2020) sudah menginfeksi lebih dari 115 ribu orang di Indonesia.

Berdasarkan data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19, per hari ini terdapat 115.056 kasus terkonfirmasi, 72.050 orang dinyatakan sembuh, 5.388 meninggal, dan sisanya masih dalam perawatan.

Dari korban meninggal tersebut juga termasuk para tenaga medis yang menjadi garda depan perlawanan terhadap infeksi virus corona.

Catatan terbaru dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), per Selasa (4/4/2020) terdapat 74 dokter dari seluruh Indonesia yang dilaporkan meninggal akibat positif dan suspek Covid-19.

Baca juga: Data Terbaru IDI: 72 Dokter Meninggal Dunia karena Covid-19

Berikut ini adalah ke-74 dokter tersebut, berdasarkan informasi yang disampaikan anggota Bidang Kesektariatan, Protokoler, dan Public Relations PB IDI, Halik Malik.

1. Prof. DR. dr. Iwan Dwi Prahasto (Guru Besar FK UGM)
2. Prof. DR. dr. Bambang Sutrisna (Guru Besar FKM UI/IDI Jakarta Timur)
3. dr. Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat)
4. dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes (IDI Kota Bandung)
5. dr. Hadio Ali K, Sp.S (IDI Jakarta Selatan)
6. dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor)
7. dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi)
8. dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ (IDI Jakarta Timur)
9. dr. Ucok Martin Sp. P (IDI Medan)
10. dr. Efrizal Syamsudin, MM (IDI Prabumulih)
11. dr. Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur)
12. Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, SpBS (IDI Jakarta Pusat)
13. Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim, MPH (Guru besar Epidemiologi FKM UI)
14. Dr. Bernadette Sp THT meninggal di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (IDI Makassar)
15. DR.Dr. Lukman Shebubakar SpOT (K) (IDI Jakarta Selatan)
16. Dr Ketty di RS Medistra (IDI Tangerang Selatan)
17. Dr. Heru S. meninggal di RSPP (IDI Jakarta Selatan)
18. Dr. Wahyu Hidayat, SpTHT (IDI Kab. Bekasi)
19. Dr. Naek L. Tobing, SpKJ (IDI Jakarta Selatan)
20. Dr. Karnely Herlena (IDI Depok)
21. Dr. Soekotjo Soerodiwirio SpRad (IDI Kota Bandung)
22. Dr. Sudadi, MKK, SpOK (IDI Jakarta Pusat)
23. Prof. Dr. H. Hasan Zain, Sp.P (IDI Banjarmasin)
24. Dr. Mikhael Robert Marampe (IDI Kab. Bekasi)
25. Dr. Berkatnu Indrawan Janguk (IDI Surabaya)
26. Dr. Irsan Nofi Hardi Nara Lubis, Sp.S (IDI Medan)
27. Dr. Boedhi Harsono (IDI Surabaya)
28. Dr. Soeharno (IDI Kediri)
29. Dr. Amir Hakim Siregar SpOG (IDI Batam)
30. Dr. Ignatius Tjahjadi SpPD (IDI Surabaya)
31. Dr. Esis Prasasti Inda Chaula, SpRad (IDI Tegal)
32. Dr. Hilmi Wahyudi (IDI Gresik)
33. DR. dr Heru Prasetya, SpB, SpU (IDI Banjarmasin)
34. dr. Miftah Fawzy Sarengat (PPDS FK Unair, RS Soetomo, IDI Balikpapan)
35. dr. Bendrong Moediarso, SpF, SH (IDI Surabaya)
36. dr. H. Dibyo Hardianto (IDI Bangkalan)
37. dr. Deny Dwi Yuniarto (IDI Sampang)
38. dr. Gatot Prasmono (IDI Sidoarjo)
39. dr. Sukarno (IDI Sidoarjo)
40. dr. Arief Basuki SpAn (IDI Surabaya)
41. dr. Herry Nawing SpA (IDI Makassar)
42. dr. Theodorus Singara SpKJ (IDI Makassar)
43. dr. Nyoman Sutedja, MPH (IDI Denpasar)
44. dr. Putri Wulan Sukmawati (PPDS Anak FK Unair/RS Soetomo Surabaya)
45. dr. Sang Aji Widi Aneswara (IDI Semarang)
46. dr. Elianna Widiastuti (IDI Semarang)
47. dr. Agus Pramono (IDI Sidoarjo)
48. dr Ane Roviana (IDI Jepara)
49. dr. Sovian Endi (IDI Grobogan)
50. dr. Pepriyanto Nugroho (IDI Blitar)
51. dr. Ahmadi NH, Sp.KJ (IDI Semarang)
52. dr. Zulkiflie Saleh (IDI Banjarmasin)
53. dr. Abdul Choliq (IDI Probolinggo)
54. Prof. dr. H. Mgs. Usman Said, SpOG (K) (IDI Palembang)
55. dr. H. Khiarul Saleh, SpPD (IDI Palembang)
56. dr. Anna Mari Ulina Bukit (IDI Medan)
57. dr Herwanto SpB (IDI Kisaran)
58. dr. Maya Norismal Pasaribu (IDI Labuhan Batu Utara)
59. dr. Budi Luhur (IDI Gresik)
60. dr. Deni Chrismono Raharjo (IDI Surabaya)
61. dr Arif Agoestono Hadi (IDI Lamongan)
62. dr. Djoko Wiyono (IDI Surabaya)
63. Prof. Dr. dr. Andi Arifuddin Djuanna, SpOG (K) (IDI Makassar)
64. dr. Aldreyn Asman Aboet, SpAN, KIC (IDI Medan)
65. dr. M. Fahmi Arfa'i (IDI Semarang)
66. dr. M. Ali Arifin (IDI Sidoarjo)
67. dr. M. Hatta Lubis, SpPD (IDI Padang Sidempuan)
68. dr. Elida Ilyas, SpKFR (K) (IDI Jakarta)
69. dr. I Wayan Westa, Sp.KJ (K) (IDI Denpasar)
70. dr. Sony Putrananda (IDI Blitar)
71. dr. H. Muhammad Arifin Sinaga, MAP (IDI Langkat)
72. dr. Andhika Kesuma Putra, Sp.P (K) (IDI Medan)
73. dr. Edi Suwasono (IDI Kota Malang)
74. dr. Ahmad Rasyidi Siregar, SpB (IDI Medan)

Baca juga: Tanggapan IDI soal Tudingan Kasus Corona merupakan Proyek Memperkaya Dokter

APD dan potensi penularan di rawat inap

Dihubungi terpisah, epidemiolog yang tengah menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Griffith University Australia, Dicky Budiman memberikan pandangannya soal kondisi tersebut. 

Menurut Dicky, peran lembaga profesi seperti IDI sangat penting untuk mengadvokasi pemerintah agar memprioritaskan dukungan keamanan, sosial ekonomi, kesehatan mental dan fisik terhadap tenaga dokter baik yang di RS, puskesmas, dan layanan kesehatan lainnya. 

"Sekaligus menjadi perwakilan suara para dokter yang mengalami permasalahan di lingkup kerjanya. Misalnya, membantu pemulihan hak bekerja setelah pulih dari sakit Covid-19, melindungi tenaga dokter dari stigma terkait Covid-19, dan lain-lain," lanjut Dicky.

Dicky menyebut kasus meninggalnya tenaga kesehatan akibat Covid-19 tidak hanya terjadi di Indonesia.

"Hingga juli Lalu, amnesty international telah melaporkan lebih dari 3.000 pekerja kesehatan di 79 negara meninggal akibat Covid-19. Amerika, Rusia, dan Inggris jadi tiga negara terbanyak menyumbang kasus kematian," kata Dicky, dihubungi Selasa (4/8/2020) petang.

Dicky menambahkan, konsil internasional perawat juga melaporkan sekitar 230.000 perawat terinveksi virus yang sama.

Dari semua tenaga kesehatan yang terinveksi, sebagian besar terjadi di rumah sakit, persentasenya adalah 41 persen dari total kasus yang ada.

"Ruang rawat inap memiliki persentase terbesar dalam kejadian infeksi pada nakes 77,5 persen, ruang emergency 17,5 persen, dan ICU 5 persen," papar Dicky.

Disebutkan, faktor terbesar mengapa para nakes ini terinveksi virus corona adalah belum memadainya alat perlindungan diri (APD) yang mereka miliki untuk bertugas.

Baca juga: IDI Ungkap Penyebab Banyak Tenaga Medis di Jatim Meninggal karena Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com