KOMPAS.com - Seorang penanggung jawab paket arisan kurban hingga barang elektronik berinsial HA dilaporkan sejumlah anggota arisan ke Polres Cianjur, Jawa Barat.
HA tak mencairkan paket arisan sampai tenggat waktu yang telah disepakati. Ia menghilang saat dicari para anggota arisan.
Diberitakan Kompas.com pada Sabtu (1/8/2020), kuasa hukum pelapor, Basyir Siregar, menyebutkan arisan yang dikelola HA sudah berjalan sejak 2015, tapi mulai macet pada 2018.
Arisan itu disebut memiliki anggota ratusan orang. Jumlah setorannya pun bervariasi, bahkan ada yang sebanyak Rp 500 juta hingga Rp 3 miliar.
Hingga kini belum ada kejelasan uang yang telah mereka setorkan ke dalam arisan yang dikelola HA.
Baca juga: Fakta Bos Arisan Kurban Kabur, Omset Diduga Capai Miliaran, Rumah Disegel Polisi
Berkaca dari kasus tersebut, bagaimana cara memilih arisan yang aman dan tidak bodong?
Perencana keuangan dari Finansia Consultant, Eko Indarto, mengungkapkan arisan yang aman adalah arisan bersama orang-orang yang dikenal.
Dengan begitu, kata dia, perputaran uang arisan dapat diketahui secara seksama. Terlebih, ia menjelaskan arisan hakikatnya merupakan kegiatan sosial.
“Arisan dengan orang yang dikenal, karena tujuannya sosial saja,” kata Eko saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/8/2020).
Baca juga: Mantan Model Dilaporkan, Diduga Menipu Berkedok Arisan Online, Ini Pengakuan Korban
Eko menegaskan arisan bukan merupakan salah satu sarana investasi, tidak seperti reksadana atau deposito.
Penyebabnya, ia mengungkapkan tidak ada suatu kegiatan yang dilakukan pengelola arisan yang sifatnya menambah nilai setoran.
“Jadi kalau orang menganggap arisan bisa dapat untung, sudah salah dari awal,” kata Eko.
Ia pun meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan arisan yang menjanjikan bisa menambah nilai setoran. Hal tersebut bisa berpotensi penipuan.
“Mudahnya, kalau ada arisan menjanjikan keuntungan berupa penambahan uang, sebaiknya hindari saja,” tegasnya.
Sementara itu, perencana keuangan, Safir Senduk, mengungkapkan saat ini nama arisan sering dicatut money game. Hal tersebut yang harus diwaspadai masyarakat.
Ia pun menjabarkan beberapa ciri-ciri money game berkedok arisan. Di antaranya, organisasi atau peserta arisan sangat besar.
"Kenapa arisan bohongan butuh orang yang banyak? Karena, kalau pesertanya saling kenal, dan pembuat arisan punya niat enggak baik, gampang ketahuan," kata Safir saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/8/2020).
"Kalau kita enggak kenal dengan peserta lain, rentan bahwa itu money game yang hanya dibuat untuk menghimpun dana secara massal," imbuhnya.
Baca juga: Dilaporkan karena Tak Kunjung Tunaikan Janji, Rumah Mewah Bos Arisan Diberi Garis Polisi
Selain itu, untuk mengumpulkan massa, pembuat money game berkedok arisan biasanya menjanjikan bunga atau keuntungan bagi para peserta.
"Dia memberikan keuntungan, bukan sekadar uang arisan diawal, tapi dia ada semacam bunga segala macam, itu jelas money game yang mencatut nama arisan," tegas Safir.
Padahal arisan yang benar adalah hadiah harus dibagi secara merata dan bergiliran ke setiap peserta. Selain itu, tak ada bunga maupun keuntungan yang diberikan, alias uang yang didapat sama seperti yang disetorkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.