Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Jepang dan Budaya Memakai Masker sejak Berbabad-abad Silam

Kompas.com - 26/07/2020, 09:20 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Bukan suatu kebetulan, ketika wabah terjadi, Jepang mencatat nol kematian yang ditimbulkan akibat SARS.

Menurut seorang kolektor peralatan medis lawas asal Jepang, Tamotsu Hirai, mengapa masyarakat Jepang begitu dekat dengan masker harus dilihat jauh ke belakang.

Hirai menceritakan, sejak zaman kuno masyarakat Jepang sudah menutup mulut mereka menggunakan kertas atau daun untuk mencegah napas (yang dianggap sebagai najis) mereka terembus keluar. Ini erat kaitannya dengan ritual keagamaan.

Hal ini banyak ditemui di kuil-kuil di penjuru Jepang, seperti di Kyoto dan Osaka.

Lalu pada Zaman Edo (1603-1868 Masehi) praktik mengenakan masker sudah menjadi kebiasaan hampir mayoritas penduduk negeri.

Selanjutnya sejarah modern masker dimulai pada Era Meiji (1868-1912), menurut Hirai.

Pada awalnya, masker diproduksi untuk diimpor, bagian luar berbagan kawat kuningan dilengkapi dengan filter, masker diperuntukkan bagi pekerja tambang, pabrik, dan konstruksi.

Kemudian pada 1879, salah satu masker produksi dalam negeri diiklankan untuk pertama kalinya melalui surat kabar.

Secara perlahan bahan pembuatan masker bergeser, dari logam, hingga dari bahan seluloid.

Saat itu harga masker sangat mahal, setara dengan 3.500 Yen saat ini.

Baca juga: Setelah Remdesivir, Jepang Setujui Deksametason Jadi Obat Covid-19

Namun masker-masker itu memang dapat digunakan berkali-kali dengan cara mengganti kain kasa yang diselipkan di antara mulut dan masker.

Di Era Taisho (1912-1926), bisnis masker berkembang karena ekonomi yang juga sedang maju. Banyak masker produksi pabrikan Jepang mengisi pasar Eropa selama Perang Dunia I.

Sebagian besar masker itu terbuat dari kulit, beludru, dan bahan lainnya. 

Pandemi Flu Spanyol

Namun, momentum penting atau momentum kunci yang membuat masyarakat Jepang begitu dekat dengan masker adalah adanya pandemi Flu Spanyol 1918-1929 yang menewaskan jutaan orang di dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com