Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solusi Kasus Bangun Tembok karena Kotoran Ayam, Ini Saran Sosiolog...

Kompas.com - 25/07/2020, 13:10 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Namun, pada masyarakat desa hal yang sama bisa tidak berlaku. Sanksi atau hukuman ketika terjadi masalah biasanya termasuk pengucilan dan kadang melibatkan tindakan represif.

"Misal, kalau ayam tetangga menotol (makan) beras milik tetangganya, masalah tidak akan diselesaikan dengan mengganti rugi beras yang dimakan itu, tapi bisa jadi yang punya rumah akan membentengi rumahnya agar hal itu tidak terjadi lagi," kata Drajat.

Baca juga: Miris, Dua Tetangga Cekcok gara-gara Tahi Ayam Berujung di Meja Hijau, Begini Ceritanya

Faktor lain

Pada kasus yang dialami Wisnu, Drajat menduga bahwa pemicunya bukan sekadar perkara tahi ayam. Menurutnya, merujuk pada konsep solidaritas mekanis tadi, pemasangan tembok yang dilakukan oleh M bisa jadi didasari oleh sejumlah faktor.

"Dalam sejarah hubungan mereka, bisa jadi ada masalah-masalah yang tidak terselesaikan. Karena memang kalau di desa itu, tidak diupayakan untuk diselesaikan. Misal, kalau saya nggak cocok sama orang itu ya saya diam saja," kata Drajat.

Berbeda dengan yang terjadi pada masyarakat kota. Ketika terjadi masalah, mereka akan menemui lembaga yang berwenang untuk mengurus masalah tersebut, misal kepolisian.

"Saya yakin itu ada masalah yang panjang. Komunikasi yang sudah terputus. Kadang juga ada masalah keluarga," kata Drajat.

Kasus ini sendiri sempat dibawa hingga ke tingkat pengadilan. Pengadilan memenangkan Wisnu karena dirugikan atas pembangunan pagar tembok setinggi satu meter itu.

Kepala Desa juga telah memberikan surat dari pengadilan kepada M, tetapi tetap saja tak ada tindakan pembongkaran pagar. 

Libatkan sesepuh desa

Menurut Drajat, penyelesaian masalah di desa lebih afdol bila melibatkan bantuan dari sesepuh atau orang yang dituakan di desa itu.

Meski dalam kasus ini Kepala Desa sudah turun tangan, namun Drajat menyebut yang lebih tepat adalah meminta bantuan pada kamituwo, sesepuh atau kepala dusun, di daerah lain mungkin disebut ketua adat.

Dengan kehadiran orang yang dituakan ini, maka mediasi bisa dimulai dengan menelusuri kembali jejak permasalahan antar dua keluarga hingga kemudian timbul kasus pemasangan tembok itu.

Setelah permasalahan terurai, maka solusi yang memuaskan kedua belah pihak bisa dicapai.

"Kalau di desa, dalam konsep solidaritas mekanis, orang tua itu penting. Kalau di organik, bukan orang tua yang penting, tapi lembaga-lembaga yang berwenang itu yang penting," kata Drajat. 

Baca juga: Kasus Corona Seminggu: Klaster Covid-19 dari Jakarta hingga Jayapura

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dibuka Hari Ini, Berikut Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Dibuka Hari Ini, Berikut Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Tren
6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

Tren
Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Tren
Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Tren
Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Tren
Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Tren
Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Tren
Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Tren
Mengenal 'Bamboo School' Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Mengenal "Bamboo School" Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Tren
Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Tren
Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Tren
Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Tren
Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Tren
UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

Tren
Mantan Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Mantan Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com