Namun, merujuk pada penjelasan para epidemiolog seperti Dicky Budiman dari Griffith University dan Pandu Riono dari Universitas Indonesia, sejumlah upaya masih bisa kita lakukan bersama-sama untuk menjawab pertanyaan itu.
Sebelum menyoroti upaya yang perlu kita lakukan dengan kerja keras untuk mengalahkan diri sendiri, saya mencatat tiga hal untuk "prestasi" kita tanpa kerja keras mengalahkan China.
Pertama, meskipun total angka positif Covid-19 di Indonesia sudah mengalahkan angka di China pekan lalu, tingkat dan jumlah pengujian di Indonesia sebenarnya tertinggal dari China.
Kedua, angka positivity rate di Indonesia masih tergolong tinggi karena rata-rata masih di atas 11 persen.
Ketiga, karena dua catatan di atas, jika pengujian dilakukan lebih banyak atau setidaknya sama skalanya dengan China, jumlah angka infeksi dan kasus positif di Indonesia akan jauh lebih banyak dari yang ditemukan dan dilaporkan selama ini.
Dengan kerja keras dan pengujian lebih banyak lagi, dalam beberapa waktu ke depan, kasus positif Covid-19 di Indonesia akan jauh lebih tinggi. Pola penyebaran dan pertambahan kasus tengah terjadi di Indonesia.
Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai upaya-upaya baik untuk mengatasi situasi ini? Apa yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk melandaikan kurva yang trennya masih naik?
Dicky Budiman menyebut empat langkah.
Pertama, pemerintah menguatkan strategi tes, tracing, dan isolasinya merujuk pada target WHO. Pembatasan interaksi manusia dengan aturan bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah perlu diteruskan. Beberapa pemerintah daerah melakukan ini.
Kedua, masyarakat dan kita ada di dalamnya mematuhi protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M) setiap beraktivitas dan berkontak dengan orang lain.
Ketiga, ilmuwan dan akademisi konsisten memberi saran dan peringatan berbasis data dan ilmu pengetahuan sehingga publik diajar berpikir dan berargumentasi secara rasional.
Keempat, keterlibatan masyarakat sipil sebagai inisiator gagasan dan mitra strategis pemerintah dalam pelaksanaan program ini.
Untuk langkah-langkah ini, pemantauan dan penerapan sanksi untuk pelanggar perlu diterapkan. Namun, sebelum pemantauan dan penerapan sanksi itu, pemerintah bertugas mengedukasi masyarakat.
Kepada mereka yang kita jumpai tidak mematuhi protokol kesehatan karena berbagai alasan, kita bisa membantu memberi penjelasan. Penting memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan yang berdampak untuk melandaikan kurva.
Melihat kondisi ini, tidak heran jika para akademisi dan ilmuwan memberi peringatan bahwa pandemi di Indonesia masih jauh dari akhir. Pelonggaran aktivitas ekonomi harus dibarengi dengan pengetatan atas protokol kesehatan.