Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Tak Perlu Kerja Keras untuk Indonesia Kalahkan China Perihal Covid-19

Kompas.com - 20/07/2020, 11:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun, merujuk pada penjelasan para epidemiolog seperti Dicky Budiman dari Griffith University dan Pandu Riono dari Universitas Indonesia, sejumlah upaya masih bisa kita lakukan bersama-sama untuk menjawab pertanyaan itu.

Sebelum menyoroti upaya yang perlu kita lakukan dengan kerja keras untuk mengalahkan diri sendiri, saya mencatat tiga hal untuk "prestasi" kita tanpa kerja keras mengalahkan China.

Pertama, meskipun total angka positif Covid-19 di Indonesia sudah mengalahkan angka di China pekan lalu, tingkat dan jumlah pengujian di Indonesia sebenarnya tertinggal dari China. 

Kedua, angka positivity rate di Indonesia masih tergolong tinggi karena rata-rata masih di atas 11 persen.

Ketiga, karena dua catatan di atas, jika pengujian dilakukan lebih banyak atau setidaknya sama skalanya dengan China, jumlah angka infeksi dan kasus positif di Indonesia akan jauh lebih banyak dari yang ditemukan dan dilaporkan selama ini.

Dengan kerja keras dan pengujian lebih banyak lagi, dalam beberapa waktu ke depan, kasus positif Covid-19 di Indonesia akan jauh lebih tinggi. Pola penyebaran dan pertambahan kasus tengah terjadi di Indonesia.

Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai upaya-upaya baik untuk mengatasi situasi ini? Apa yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk melandaikan kurva yang trennya masih naik?

Dicky Budiman menyebut empat langkah.

Pertama, pemerintah menguatkan strategi tes, tracing, dan isolasinya merujuk pada target WHO. Pembatasan interaksi manusia dengan aturan bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah perlu diteruskan. Beberapa pemerintah daerah melakukan ini.  

Kedua, masyarakat dan kita ada di dalamnya mematuhi protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M) setiap beraktivitas dan berkontak dengan orang lain.

Ketiga, ilmuwan dan akademisi konsisten memberi saran dan peringatan berbasis data dan ilmu pengetahuan sehingga publik diajar berpikir dan berargumentasi secara rasional.

Keempat, keterlibatan masyarakat sipil sebagai inisiator gagasan dan mitra strategis pemerintah dalam pelaksanaan program ini. 

Untuk langkah-langkah ini, pemantauan dan penerapan sanksi untuk pelanggar perlu diterapkan. Namun, sebelum pemantauan dan penerapan sanksi itu, pemerintah bertugas mengedukasi masyarakat. 

Kepada mereka yang kita jumpai tidak mematuhi protokol kesehatan karena berbagai alasan, kita bisa membantu memberi penjelasan. Penting memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan yang berdampak untuk melandaikan kurva.

Melihat kondisi ini, tidak heran jika para akademisi dan ilmuwan memberi peringatan bahwa pandemi di Indonesia masih jauh dari akhir. Pelonggaran aktivitas ekonomi harus dibarengi dengan pengetatan atas protokol kesehatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com