RENTETAN cerita baru terkait kasus Djoko Tjandra terus berlanjut. Mabes Polri mencopot tiga orang jenderalnya terkait surat jalan dan terhapusnya red notice buronan kasus hak tagih Bank Bali tersebut.
Beredar juga video Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan hingga Ketua Mahkamah Agung bersama dengan pengacara Djoko Tjandra, Anita Kolopaking.
Ada apakah ini? Kenapa tiba-tiba informasi terkait Djoko Tjandra mengalir deras? Adakah sesuatu di baliknya?
Di era post-truth, informasi yang terlalu banyak bisa mengacaukan persepsi publik. Perlahan publik akan acuh. Tidak tertarik lagi dengan isunya.
Sementara dari sisi hukum, semakin banyak informasi yang muncul maka semakin banyak bukti yang bisa dikumpulkan untuk kepentingan persidangan.
Informasi yang banyak sesungguhnya menguntungkan. Media harus mampu memainkan perannya sebagai tempat penjernih informasi (clearing house), memilah-milahnya dan mencari benang merah yang mengarah pada pengungkapan fakta di balik sebuah kasus besar.
AIMAN yang tayang di Kompas TV setiap Senin malam pukul 20.00 mencoba memainkan peran ini. Ada informasi kecil yang sangat berharga. Eksklusif hanya di AIMAN malam ini.
Apa itu?
Informasi itu saya dapatkan bermula dari sebuah pertanyaan: bagaimana Djoko Tjandra bisa masuk ke Indonesia tanpa terdeteksi, mengurus paspor, membuat KTP, mendaftarkan permohonan Peninjauan Kembali, dan kembali melenggang keluar Indonesia dengan aman sentausa?
Apakah ada kaitan antara surat jalan Djoko ke Pontianak, Kalimantan Barat, dan lepasnya status buron yang berujung pada pencopotan tiga jenderal polisi?
Ada dua informasi penting yang saya dapatkan.
Pertama, saya mendapatkan foto Djoko Tjandra bersama seorang perempuan yang diduga istrinya dan seorang lelaki berusia sekitar awal 50 tahun. Foto ekslusif ini akan saya perlihatkan dalam program AIMAN malam ini.
Foto ini layak diyakini sebagai foto baru karena semua orang di foto itu mengenakan masker. Informasi yang saya dapat, mereka hendak menuju Pontianak, Kalimantan Barat, dengan pesawat sewaan dari Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Informasi ini menjadi benang merah terkait surat jalan yang didapat Djoko Tjandra dari Biro Koordinasi dan Pengawasan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Biro Korwas PPNS) Bareskrim Polri.
Pertanyaannya, untuk apa Djoko ke Pontianak?
Kedua, saya mendapat informasi bahwa Pontianak bukanlah tujuan akhir Djoko. Ia hanya transit di sana untuk selanjutnya meneruskan perjalanan ke Entikong, Kalimantan Barat, yang merupakan perbatasan Indonesia-Malaysia.
Entikong berjarak sekitar 250 kilometer dari Pontianak. Menurut peta Google, butuh waktu sekitar 5 jam melalui jalan darat.
Ada keperluan apa Djoko ke Malaysia? Apakah dari Malaysia Djoko Tjandra bebas kemana - mana? Pertanyaan ini perlu diperdalam.
Pengacara Djoko Tjandra, Anita Kolopaking, kepada harian Kompas, Jumat (17/7/2020) pekan lalu, menyatakan bahwa Djoko Tjandra tengah nyaman berada di Malaysia.
Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman mengungkapkan, Djoko Tjandra punya hubungan spesial dengan pemerintah Malaysia.
Ia membina hubungan dengan Perdana Menteri sebelumnya Najib Razak hingga ke pemerintahan saat ini di bawah pimpinan Muhyiddin Yassin.
"Persoalan investasi Djoko Tjandra jadi pertimbangan besar kenapa ia punya posisi istimewa di Malaysia,” ungkap Boyamin.
Benang merah yang terangkai dari cerita di atas menunjukkan betapa saktinya buronan ini. Ia bisa menembus semua dinding yang menghalanginya.
Sungguh tak layak kewibawaan negara dipermainkan seperti ini.
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!