Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Asia Disebut sebagai Pusat Bahaya Kolesterol...

Kompas.com - 18/07/2020, 18:19 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kolesterol seringkali menjadi penyebab berbagai gangguan di tubuh, semisal penyakit jantung hingga tekanan darah tinggi.

Tak heran, kebanyakan orang menganggap kolesterol sebagai komponen jahat yang merusak tubuh. Padahal pada kenyataannya, kolesterol adalah komponen penting dalam tubuh.

Kolesterol baru akan merugikan apabila jumlahnya berlebihan. Sementara dalam jumlah cukup kolesterol akan membantu berbagai fungsi di tubuh berjalan dengan baik.

Baca juga: Ramai soal Air Rebusan Pare untuk Obati Kolesterol, Ini Penjelasan Dokter

Lantas apa itu kolesterol?

Kolesterol adalah komponen yang konsistensinya mirip seperti lemak atau lilin dan bisa ditemukan di semua sel di tubuh. Dalam jumlah yang cukup, kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk memproduksi hormon, vitamin D, dan komponen lain yang digunakan untuk mencerna makanan.

Baru-baru ini, sebuah penelitian menyoal level kolesterol global yang dipimpin oleh Imperial College London menyebutkan wilayah dengan penderita kolesterol terburuk adalah Asia.

Dikutip dari South China Morning Post, Sabtu (18/7/2020), Asia menjadi episentrum bahaya kolesterol tertinggi di saat level kolesterol pada masyarakat negara-negara barat cenderung turun tajam.

Penelitian ini menemukan level kolesterol buruk pada masyarakat barat sudah turun sejak 1980-an, misalnya di Amerika Utara dan sejumlah negara Eropa.

Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...

Penggunaan statin

Ilustrasi. Ilustrasi.

Penurunan ini disebabkan oleh penggunaan statin atau obat penurun kolesterol yang semakin meluas di masyarakat.

"Ini mengindikasikan adanya perubahan pola diet, terutama penggantian penggunaan lemak jenuh menjadi lemak tak-jenuh, ini sangat berperan dalam penurunan yang terjadi," tulis penelitian itu.

Akan tetapi, di Asia tren sebaliknyalah yang terjadi. Level kolesterol buruk justru meningkat di sejumlah negara seperti China, Indonesia, Thailand, dan Malaysia.

Baca juga: Mengenal Viagra Himalaya, Jamur yang Dipercaya untuk Obat Kuat hingga Antitumor

China ada di peringkat pertama, untuk hal ini.

Semua ini bisa terjadi karena adanya peningkatan konsumsi makanan hewani, karbohidrat olahan, dan minyak kelapa sawit di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara, namun penggunaan statin rendah.

Konsultan kardiologi di RS Gleneagles Hong Kong, Dr Michael Chan Pak-hei menyebut tidak heran dengan hasil ini, sejak budaya westernisasi masuk ke wilayah Asia.

Baca juga: Deretan Produk yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Obat Herbal hingga Kalung Antivirus Corona

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com