KOMPAS.com - Hari ini, 36 tahun lalu tepatnya 18 Juli 1984 terjadi penembakan di restoran McDonal's di San Ysidro, California.
Dilansir dari History, penembakan dilakukan oleh James Oliver Huberty. Penembakan itu menewaskan 21 orang dan melukai 19 lainnya.
Pelaku merupakan seorang mantan penjaga keamanan. Diberitakan New York Times, Kamis (19/7/1984), sebelum melakukan aksinya, Huberty (41) baru saja kehilangan pekerjaannya.
Dia menikah dan dikaruniai dua anak, lalu baru saja pindah ke San Ysidro dari Ohio tujuh bulan sebelum kejadian.
Kepala Polisi San Diego, Bill Kolender, mengatakan Huberty dipecat dari pekerjaan sebagai penjaga keamanan di kondominium beberapa hari sebelum kejadian.
United Press International mengatakan pemeriksaan awal terhadap catatannya menunjukkan bahwa pembunuhan itu merupakan pembantaian terbesar oleh seorang pria bersenjata dalam satu hari sepanjang sejarah negara itu.
Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 4 sore waktu setempat. Senjata yang digunakan Huberty merupakan senapan semi-otomatis, senapan, dan pistol.
Sersan Robert Nunley dari kepolisian mengatakan pria bersenjata itu, membawa sekantong amunisi.
Huberty mengenakan celana panjang dan kemeja gelap pada saat penembakan.
Ketika seorang karyawan mengangkat telepon untuk memanggil polisi, pria bersenjata itu mulai menembaki orang-orang di lantai.
Kemudian, Huberty menembak tanpa pandang bulu pada orang dewasa dan anak-anak di luar restoran.
Pembantaian itu menewaskan pelanggan McDonald's, beberapa di antaranya anak-anak dan ada juga sejumlah karyawan.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Peluncuran Satelit Komunikasi Pertama di Dunia
Kronologinya, Huberty pada awalnya menyuruh 45 pelanggan naik ke lantai atas. Dia kemudian berjalan di sekitar restoran dan dengan tenang menembak orang.
Dia membunuh 20 orang dalam sepuluh menit pertama, termasuk 4 orang yang mencoba melarikan diri.
Ada begitu banyak tembakan yang dilakukan sehingga polisi pertama kali berasumsi bahwa ada lebih dari satu penembak di dalamnya.
Dia bahkan menembaki sebuah truk pemadam kebakaran yang mencoba menghentikan aksinya. Seorang pemadam kebakaran terserempet peluru.
Satu jam setelah penembakan, seorang karyawan berhasil melarikan diri melalui ruang bawah tanah dan memberi tahu tim SWAT bahwa Huberty sendirian dan tanpa sandera.
Polisi mengepungnya lebih dari satu jam. Seorang saksi mata mengatakan orang-orang di lantai mengerang.
Anak-anak di atas sepeda bahkan ditembak mati ketika mereka mencoba untuk naik ke tempat yang aman. Huberty terlihat oleh para saksi mata, menembak ke segala arah secara membabi buta.
Pengepungan berakhir saat tim senjata dan taktik khusus polisi mendapatkan informasi Huberty sendirian dan tanpa sandera. Tim itu diberi "lampu hijau" untuk menembak Huberty.
Penembak jitu menembakkan senapan dari atap kantor pos di sebelah restoran. Setelah tertembak, Huberty tewas di tempat. Huberty tertembak di dada.
Menurut kesaksian istri, sebelum Huberty meninggalkan rumah dan melakukan pembantaian, dia sempat pamit.
"Aku akan berburu... berburu manusia," ujar Huberty kepada istrinya.
Huberty diketahui memiliki riwayat gangguan kesehatan mental. Pada saat tinggal di Ohio dia juga kehilangan pekerjaannya.
Sebulan sebelum pembantaian, istrinya mengatakan bahwa Huberty sempat menghubungi klinik kesehatan mental untuk membuat janji konseling.
Akan tetapi belakangan dia tidak pernah datang kembali. Huberty juga diketahui memiliki gudang senjata di rumahnya.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Demo Pemberedelan 3 Media, WS Rendra Ditangkap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.