Dia bahkan menembaki sebuah truk pemadam kebakaran yang mencoba menghentikan aksinya. Seorang pemadam kebakaran terserempet peluru.
Satu jam setelah penembakan, seorang karyawan berhasil melarikan diri melalui ruang bawah tanah dan memberi tahu tim SWAT bahwa Huberty sendirian dan tanpa sandera.
Polisi mengepungnya lebih dari satu jam. Seorang saksi mata mengatakan orang-orang di lantai mengerang.
Anak-anak di atas sepeda bahkan ditembak mati ketika mereka mencoba untuk naik ke tempat yang aman. Huberty terlihat oleh para saksi mata, menembak ke segala arah secara membabi buta.
Pengepungan berakhir saat tim senjata dan taktik khusus polisi mendapatkan informasi Huberty sendirian dan tanpa sandera. Tim itu diberi "lampu hijau" untuk menembak Huberty.
Penembak jitu menembakkan senapan dari atap kantor pos di sebelah restoran. Setelah tertembak, Huberty tewas di tempat. Huberty tertembak di dada.
Menurut kesaksian istri, sebelum Huberty meninggalkan rumah dan melakukan pembantaian, dia sempat pamit.
"Aku akan berburu... berburu manusia," ujar Huberty kepada istrinya.
Huberty diketahui memiliki riwayat gangguan kesehatan mental. Pada saat tinggal di Ohio dia juga kehilangan pekerjaannya.
Sebulan sebelum pembantaian, istrinya mengatakan bahwa Huberty sempat menghubungi klinik kesehatan mental untuk membuat janji konseling.
Akan tetapi belakangan dia tidak pernah datang kembali. Huberty juga diketahui memiliki gudang senjata di rumahnya.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Demo Pemberedelan 3 Media, WS Rendra Ditangkap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.