Dalam WHO Indonesia Situation Report yang diterbitkan pada 17 Juni juga disebutkan bahwa hanya Jakarta yang telah memenuhi target WHO.
Dicky melanjutkan, hanya DKI Jakarta yang bisa dianalisis positive rate-nya karena hanya DKI yang cakupan tes-nya memenuhi standar di Indonesia.
Itulah sebabnya, kata dia, positive rate sangat penting dibuka datanya, karena berfungsi juga untuk melihat (sebagai indikator) sejauh mana orang pembawa virus di masyarakat telah terdeteksi.
Baca juga: Yogyakarta Masih Jadi Provinsi dengan Ketimpangan Tertinggi
Di sisi lain, Dicky juga memberikan catatan terkait apresiasi yang diberikan Jokowi kepada sejumlah provinsi.
Menurutnya dalam pendekatan pengendalian suatu pandemi, apresiasi seperti tersebut tidak tepat jika diberikan sekarang.
"Khawatirnya menimbulkan rasa aman dan puas semu. Padahal pandemi belum berakhir dan cakupan tes belum optimal," ujar Dicky.
Menurutnya saat ini dinamika kasus masih sangat tinggi dan masih akan naik.
Lalu, mengenai tracing, Dicky mengungkapkan data tracing tidak terlaporkan ke publik. Itu hampir merata di semua daerah. Sehingga sulit untuk menilai mengenai hal ini.
Sedangkan di Jakarta datanya bisa dilihat tapi target tracing belum terpenuhi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.