Tjandrawati menambahkan, pengembangan RT-LAMP terbuka luas dan dapat dikembangkan baik dari sisi sampel, metode, hingga sistem deteksinya.
"Untuk jangka pendek desain RT-LAMP disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan di lapangan, seperti keterjangkauan tes, SDM, ketersediaan reagen, dan harga," paparnya.
"Oleh sebab itu, untuk jangka pendek sistem deteksi yang diadopsi menggunakan prinsip turbidimetri yang bisa diaplikasikan oleh lab dengan fasilitas terbatas. Sehingga harapannya bisa lebih menjangkau wilayah lebih luas, jadi untuk kebutuhan skrining dulu," ujarnya.
Lalu untuk jangka menengah dan panjang, sedang diteliti untuk sistem deteksi yang lebih sensitif, misalnya secara kolometri (metode perbandingan menggunakan perbedaan warna) dan fluoresensi (proses pemancaran radiasi cahaya oleh suatu materi).
Baca juga: Mengintip Masker Pintar Buatan Jepang yang Mendukung Panggilan Telepon
Sementara itu, Dicky menambahkan keunggulan RT-LAMP yakni:
Kendati demikian, RT-LAMP belum bisa menggantikan RT-PCR sebagai gold standar pemeriksaan Covid-19.
Baca juga: Virus Corona Menular Lewat Droplet dan Airborne, Apa Bedanya?