Di Sudan Selatan, 66 media melaporkan bahwa teknisi laboratorium pemeriksaan harus bekerja hingga 16 jam sehari.
Sebuah paper terbaru di British Medical Journal juga mencatat bahwa ada 50,3 persen tenaga kesehatan di China melaporkan depresi, 44,6 persen mengalami gangguan cemas, dan 34 persen mengalami insomnia.
Selain itu, sebuah studi pada tenaga kesehatan di garda pertama dan kedua di Italia menemukan sebuah proporsi substansial dari masalah kesehatan mental, terutama pada wanita muda dan tenaga kesehatan garda terdepan.
Baca juga: 3.000 Tenaga Kesehatan Meninggal akibat Covid-19, Ini Negara Terbanyak
Selain itu, Amnesty Internasional juga mencatat sejumlah tenaga kesehatan yang dibayar dengan upah tidak layah hingga tidak diberi upah sama sekali pada beberapa kasus.
Di Guatemala, setidaknya 46 staf di fasilitas kesehatan tidak dibayar selama 2,5 bulan masa kerja mereka di rumah sakit rujukan Covid-19.
Sementara itu, di beberapa negara lain, tidak ada tunjangan tambahan untuk tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19.
Sejumlah tenaga kesehatan juga menerima stigma negatif dan tindak kekerasan karena pekerjaan mereka.
Data Amnesty International Indonesia per 2 juni 2020 menunjukkan setidaknya terdapat 15 kasus diskriminasi dengan 214 korban oleh masyarakat terhadap para tenaga medis.
Mulai dari penolakan di rumah kost tempat mereka tinggal, pemakaman jenazah perawat, hingga tindakan kekerasan terhadap mereka.
Atas kondisi ini, Amnesty International pun membuat sejumlah rekomendasi, di antaranya adalah sebagai berikut:
Baca juga: 14 Dokter Meninggal dalam Sepekan, Kenapa Banyak Nakes Terinfeksi Covid-19?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.