Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Klaster Terbesar Penularan Covid-19 di Indonesia, Mana Saja?

Kompas.com - 14/07/2020, 10:47 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

   

KOMPAS.com - Hingga Senin (13/7/2020) Indonesia telah mencatat 76.981 kasus positif infeksi virus corona sejak kasus  pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu,

Dari jumlah itu, 36.689 dinyatakan sembuh dan 3.656 meninggal dunia. DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan menjadi penyumbang kasus terbesar Covid-19.

Namun, persebaran infeksi ini sebagian berasal dari kluster-kluster yang sama. Di Indonesia, setidaknya terdapat 5 klaster tebesar untuk penyebaran Covid-19 ini. Kelima klaster tersebut adalah sebagai berikut:

1. Klaster Secapa Bandung

KSAD dan jajaran tengah melakukan konferensi pers terkait kondisi terkini Secapa AD di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Sabtu (11/7/2020)KOMPAS.COM/AGIE PERMADI KSAD dan jajaran tengah melakukan konferensi pers terkait kondisi terkini Secapa AD di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Sabtu (11/7/2020)

Klaster penyebaran Covid-19 terbesar di Indonesia sejauh ini adalah Sekolah Calon Perwira (Secapa) di Kota Bandung, Jawa Barat.

Hanya dari lokasi itu telah terkonfirmasi sebanyak 1.262 orang yang positif Covid-19 yang terdiri dari siswa dan pelatih Secapa AD.

Dari ribuan orang itu, hanya 17 orang yang menjalani perawatan di rumah sakit, sementara yang lain adalah orang tanpa gejala (OTG) dan saat ini diisolasi di wilayah Secapa.

Hingga saat ini belum diketahui siapa yang pertama kali membawa virus ini di lingkungan militer itu.

Baca juga: Menyoal Klaster Secapa AD, 1.262 Orang Positif Covid-19 dan Tak Diketahui Sumber Penularannya

2. Klaster 3 perusahaan di Semarang

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat ditemui usai usai pemberian santunan bagi ahli waris tenaga medis yang gugur di Poltekes Semarang, Sabtu (11/7/2020).KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat ditemui usai usai pemberian santunan bagi ahli waris tenaga medis yang gugur di Poltekes Semarang, Sabtu (11/7/2020).

Klaster terbesar kedua di Indonesia adalah 3 perusahaan yang ada di Kota Semarang, Jawa Tengah. Ketiga perusahaan itu adalah industri garmen, BUMN, dan migas.

Hingga saat ini didapat lebih dari 300 orang tertular Covid-19 dari lingkungan itu.

Dinas Kesehatan setempat menyebut awal penularan ini bermula dari 3 orang karyawan di 3 perusahaan tersebut yang berstatus PDP.

Namun, disebutkan 99 persen dari kasus yang terjadi di klaster ini berstatus OTG.

Baca juga: Klaster 3 Perusahaan di Semarang, Penularan Berawal dari PDP yang Kerja di Pabrik

3. Klaster Asrama Haji Surabaya

Warga menyambut kedatangan Agus H S (keempat kanan) dan Nuryanto L (kelima kanan) yang pulang dari Asrama Haji, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/6/2020). Mereka berdua dipulangkan dari Asrama haji setelah dinyatakan sembuh dari COVID-19 oleh tim medis setelah dirawat sejak 12 Juni 2020. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/hp.ANTARA FOTO/Didik Suhartono Warga menyambut kedatangan Agus H S (keempat kanan) dan Nuryanto L (kelima kanan) yang pulang dari Asrama Haji, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/6/2020). Mereka berdua dipulangkan dari Asrama haji setelah dinyatakan sembuh dari COVID-19 oleh tim medis setelah dirawat sejak 12 Juni 2020. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/hp.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com