KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadinya tiga gempa yang melanda wilayah Indonesia pada Senin (13/7/2020).
Ketiga gempa yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Banda Aceh, dan Maluku tersebut mempunyai kekuatan di atas 5 magnitudo.
Kepala Bidang Informasi Gempabumi BMKG Daryono mengatakan, ketiga gempa ini tidak berhubungan.
"Tidak (ada hubungannya). Itu sendiri-sendiri. Jauh semua lokasinya, sumbernya juga berbeda-beda," kata Daryono saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020).
Daryono menyampaikan, wilayah selatan Pulau Jawa terjadi peningkatan gempa dalam tiga minggu terakhir.
Setidaknya tercatat tujuh gempa dengan lokasi yang berbeda, yaitu:
Meski begitu, aktivitas kegempaan yang terjadi di selatan Jawa tidak perlu menjadi kekhawatiran yang berlebihan, melainkan meningkatkan kewaspadaan.
Bagaimana detailnya?
Baca juga: Gempa Hari Ini di Banda Aceh, Ini Hasil Analisis BMKG
Gempa tektonik bermagnitudo 5,1 mengguncang wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah pukul 02.50 WIB.
Daryono menyampaikan, episenter gempa terletak di Samudra Hindia Selatan Jawa pada jarak 101 km arah selatan Kulonprogo pada kedalaman 46 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktifitas subduksi Lempang Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia," ujar dia.
Ia menjelaskan, gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan ciri khas gempa akibat tumbukan lempeng di zona megathrust.
Guncangan gempa terasa di Pacitan, Purworejo, Yogyakarta, dan Wonogiri, meskipun shakemap BMKG menunjukkan guncangan gempa terjadi dalam wilayah luas dari Pangandaran hingga Pacitan.
Hingga pukul 03.15 WIB, belum tercatat adanya gempa susulan yang terjadi.
"Menariknya, pusat gempa ini bersebelahan sangat dekat dengan pusat gempa berkekuatan M 8,1 yang menimbulkan kerusakan di Pulau Jawa pada 23 Juli 1943," tutur Daryono.