Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbeda dengan Toxic Positivity, Apa Itu Healthy Negativity?

Kompas.com - 07/07/2020, 19:27 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Emosi sendiri memberi informasi untuk membantu individu memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang dialami.

"Dan juga merupakan bagian dari panduan bagi diri kita untuk menentukan apa yang akan kita lakukan," tambah Gracia.

Baca juga: Lebih Jauh tentang Animal Hoarding, Perilaku Orang yang Suka Mengumpulkan Banyak Binatang

Berbeda dengan toxic positivity

Adapun healthy negativity dan toxic positivity merupakan dua hal yang berbeda.

"Toxic positivity adalah pola pikir yang memaksa seseorang untuk hanya fokus pada hal-hal positif saja, dan di saat bersamaan menolak apapun yang dapat memicu emosi negatif," jelas Gracia.

Pada saat toxic positivity, yang terjadi adalah seseorang yang menyangkal, menghindari, atau mengabaikan emosi-emosi negatif yang dirasakan.

"Ketika emosi negatif terus dihindari dan disangkal, serta tidak dikelola dengan tepat, emosi tersebut akan terus bertumpuk dan semakin besar atau lebih signifikan pengaruhnya," sambungnya.

Emosi negatif adalah reaksi yang wajar

Pada intinya, menurut Gracia, merasakan emosi negatif adalah reaksi yang wajar. 

"Contohnya, kalau kita ditinggal orang yang kita sayangi, merasa sedih adalah reaksi normal, tidak bisa serta merta diminta untuk tidak sedih," ungkap Gracia.

Setiap orang memerlukan waktu untuk dapat menerima, memproses emosi negatif yang ada dan kemudian dapat mengelolanya dengan tepat.

"Artinya juga bukan terus menerus larut dalam emosi negatif karena nantinya dapat menjadi tidak sehat," tambahnya.

Gracia menyarankan hal pertama yang dapat dilakukan saat mengetahui orang terdekat mengalami kejadian tidak menyenangkan.

"Melihat mereka merasa sedih, marah, kecewa, dan sebagainya, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah berempati," ujarnya.

"Jadilah teman atau kerabat yang menerima keadaan mereka, menjadi pendengar yang baik tanpa menghakimi, dan memberi waktu untuk mereka memproses kejadian tersebut," sambungnya.

Baca juga: Seberapa Aman Beraktivitas di Luar Ruangan Saat Pandemi Corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com