Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Buka Perbatasan untuk 15 Negara, Indonesia Tidak Termasuk

Kompas.com - 01/07/2020, 15:33 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mulai hari ini, Rabu (1/7/2020), Uni Eropa akan membuka perbatasannya untuk para wisatawan dari 15 negara.

Sebelumnya, dewan Uni Eropa juga merekomendasikan pencabutan pembatasan perjalanan kepada negara-negara tersebut saat perbatasan eksternal dibuka.

Informasi tentang pembukaan perbatasan ini juga disampaikan oleh Presiden Dewan Uni Eropa, Charles Michel dalam akun Twitternya, Selasa (30/6/2020).

Lantas, bagaimana kriteria negara pada daftar tersebut dan negara mana saja yang masuk ke dalamnya?

Kriteria negara "aman"

Ketentuan negara tersebut didasarkan pada kriteria kesehatan, termasuk jumlah kasus baru virus corona yang terjadi dalam 14 hari terakhir.

Melansir DW, 30 Juni 2020, disebutkan bahwa negara-negara dalam daftar juga harus memiliki tren kasus baru yang menurun atau stabil pada periode tersebut.

Negara-negara seperti AS, Brazil, dan Rusia tidak termasuk dalam daftar negara yang dirilis Uni Eropa.

Keputusan ini sempat memunculkan kontroversi karena tidak masuknya AS ke dalam daftar.

Baca juga: Perbatasan Uni Eropa Mulai Dibuka pada Juli 2020

Sebelumnya, pada hari Kamis (25/6/2020), mengutip Euronews (29/6/2020), ada 54 daftar negara yang didiskusikan oleh anggota Uni Eropa. Namun, daftar final hanya berisi 15 negara.

Negara tempat tinggal para wisatawan, bukan kewarganegaraannya, menjadi faktor penentu untuk dapat mengunjungi negara-negara Uni Eropa.

Meskipun kebijakan ini tidak mengikat, ketentuan ini cukup menjadi tekanan bagi 27 negara anggota.

Apabila melanggar, negara anggota akan mengambil resiko penutupan akses dari negara-negara Eropa lainnya dan harus mengatur kembali zona perdagangan bebas yang menjadi fundamental ketahanan ekonominya.

Daftar 15 negara

Melansir New York Times, 30 Juni 2020, Uni Eropa membuka perbatasannya untuk 15 negara berikut:

  1. Algeria
  2. Australia
  3. Kanada
  4. Georgia
  5. Jepang
  6. Montenegro
  7. Maroko
  8. Selandia Baru
  9. Rwanda
  10. Serbia
  11. Korea Selatan
  12. Thailand
  13. Tunisia
  14. Uruguay
  15. China (dengan syarat timbal balik, yaitu apabila China juga mengizinkan wisatawan dari Uni Eropa)

Baca juga: Uni Eropa: Sejarah, Anggota, dan Tujuan

Selain itu, pembukaan juga dilakukan terhadap 4 negara kecil (microstates) Eropa, yaitu Andorra, Monako, San Marino, dan Vatikan.

Kemudian, pengecualian diberlakukan bagi wisatawan dari negara-negara di luar daftar, yaitu untuk tenaga kesehatan, diplomat, pekerja kemanusiaan, penumpang transit, pencari suaka, dan pelajar.

Selain itu, termasuk juga penumpang yang melakukan perjalanan untuk "alasan keluarga imperatif" dan pekerja asing yang bekerja di Eropa.

Peninjauan berkala

Adapun daftar negara-negara yang dianggap "aman" ini akan ditinjau setiap dua minggu untuk melihat kondisi terbaru dari pandemi virus corona di wilayahnya. 

Oleh karena itu, dapat dilakukan penghapusan atau penambahan negara dari daftar tersebut.

Para ahli menyebut bahwa pendekatan ini adalah cara yang baik untuk menjadi dasar membuka kembali wilayah di saat penyebaran virus masih terjadi.

Namun, kondisi ini juga menciptakan masalah tersendiri bagi maskapai penerbangan yang harus mengubah rute dan menyesuaikan dengan ketidakpastian wisatawan.

Sebelumnya, sebagaimana diketahui bahwa Uni Eropa telah memberlakukan larangan perjalanan sejak pertengahan Maret untuk perbatasan luar.

Larangan tersebut diperluas untuk negara-negara anggota yang tidak termasuk area Schengen Uni Eropa seperti Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein.

Baca juga: Diklaim Efektif Obati Pasien Covid-19, Berapa Harga Obat Remdesivir?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com