Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Uni Eropa Buka Perbatasan untuk 15 Negara, Indonesia Tidak Termasuk

KOMPAS.com - Mulai hari ini, Rabu (1/7/2020), Uni Eropa akan membuka perbatasannya untuk para wisatawan dari 15 negara.

Sebelumnya, dewan Uni Eropa juga merekomendasikan pencabutan pembatasan perjalanan kepada negara-negara tersebut saat perbatasan eksternal dibuka.

Informasi tentang pembukaan perbatasan ini juga disampaikan oleh Presiden Dewan Uni Eropa, Charles Michel dalam akun Twitternya, Selasa (30/6/2020).

Kriteria negara "aman"

Ketentuan negara tersebut didasarkan pada kriteria kesehatan, termasuk jumlah kasus baru virus corona yang terjadi dalam 14 hari terakhir.

Melansir DW, 30 Juni 2020, disebutkan bahwa negara-negara dalam daftar juga harus memiliki tren kasus baru yang menurun atau stabil pada periode tersebut.

Negara-negara seperti AS, Brazil, dan Rusia tidak termasuk dalam daftar negara yang dirilis Uni Eropa.

Keputusan ini sempat memunculkan kontroversi karena tidak masuknya AS ke dalam daftar.

Sebelumnya, pada hari Kamis (25/6/2020), mengutip Euronews (29/6/2020), ada 54 daftar negara yang didiskusikan oleh anggota Uni Eropa. Namun, daftar final hanya berisi 15 negara.

Negara tempat tinggal para wisatawan, bukan kewarganegaraannya, menjadi faktor penentu untuk dapat mengunjungi negara-negara Uni Eropa.

Meskipun kebijakan ini tidak mengikat, ketentuan ini cukup menjadi tekanan bagi 27 negara anggota.

Apabila melanggar, negara anggota akan mengambil resiko penutupan akses dari negara-negara Eropa lainnya dan harus mengatur kembali zona perdagangan bebas yang menjadi fundamental ketahanan ekonominya.

Daftar 15 negara

Melansir New York Times, 30 Juni 2020, Uni Eropa membuka perbatasannya untuk 15 negara berikut:

Selain itu, pembukaan juga dilakukan terhadap 4 negara kecil (microstates) Eropa, yaitu Andorra, Monako, San Marino, dan Vatikan.

Kemudian, pengecualian diberlakukan bagi wisatawan dari negara-negara di luar daftar, yaitu untuk tenaga kesehatan, diplomat, pekerja kemanusiaan, penumpang transit, pencari suaka, dan pelajar.

Selain itu, termasuk juga penumpang yang melakukan perjalanan untuk "alasan keluarga imperatif" dan pekerja asing yang bekerja di Eropa.

Peninjauan berkala

Adapun daftar negara-negara yang dianggap "aman" ini akan ditinjau setiap dua minggu untuk melihat kondisi terbaru dari pandemi virus corona di wilayahnya. 

Oleh karena itu, dapat dilakukan penghapusan atau penambahan negara dari daftar tersebut.

Para ahli menyebut bahwa pendekatan ini adalah cara yang baik untuk menjadi dasar membuka kembali wilayah di saat penyebaran virus masih terjadi.

Namun, kondisi ini juga menciptakan masalah tersendiri bagi maskapai penerbangan yang harus mengubah rute dan menyesuaikan dengan ketidakpastian wisatawan.

Sebelumnya, sebagaimana diketahui bahwa Uni Eropa telah memberlakukan larangan perjalanan sejak pertengahan Maret untuk perbatasan luar.

Larangan tersebut diperluas untuk negara-negara anggota yang tidak termasuk area Schengen Uni Eropa seperti Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/01/153300965/uni-eropa-buka-perbatasan-untuk-15-negara-indonesia-tidak-termasuk

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke