Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Hari Bhayangkara dan Sejarah di Balik Penetapannya?

Kompas.com - 01/07/2020, 08:36 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tepat hari ini, Rabu (1/7/2020), Indonesia memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-74 Bhayangkara.

Banyak yang mengira Hari Bhayangkara adalah ulang tahun atau awal berdirinya Kepolisian RI (Polri).

Bukan, Hari Bhayangkara adalah hari Kepolisian Nasional yang diambil dari momentum turunnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 11 Tahun 1946.

Adapun peraturan tersebut menyatukan kepolisian yang semula terpisah sebagai kepolisian daerah menjadi satu kesatuan nasional.

Kepolisian itu bertanggung jawab secara langsung pada pimpinan tertinggi negara, yaitu presiden.

Baca juga: Ulang Tahun ke-74, Ini Sejarah Panjang Korps Brimob

Sebelum kemerdekaan

Sersan Dua Siswanti, anggota Brigade Motor Polisi Wanita Lalulintas Kodak Metro Jaya. Terkait foto dan berita yang dimuat Jumat, Kompas 16-10-1981.KOMPAS/MUHAMMAD SUDARTO (DAR) Sersan Dua Siswanti, anggota Brigade Motor Polisi Wanita Lalulintas Kodak Metro Jaya. Terkait foto dan berita yang dimuat Jumat, Kompas 16-10-1981.

Mengutip laman resmi Polri, pada zaman Kerajaan Majapahit, patih Gajah Mada membentuk pasukan pengamanan yang disebut dengan Bhayangkara yang bertugas melindungi raja dan kerajaan.

Berlanjut pada masa kolonial Belanda, pembentukan pasukan keamanan diawali oleh pembentukan pasukan-pasukan jaga yang diambil dari orang-orang pribumi untuk menjaga aset dan kekayaan orang-orang Eropa di Hindia Belanda pada waktu itu.

Pada 1867, sejumlah warga Eropa di Semarang merekrut 78 orang pribumi untuk menjaga keamanan mereka.

Wewenang operasional kepolisian ada pada residen yang dibantu asisten residen. Rechts politie dipertanggungjawabkan pada procureur generaal (jaksa agung).

Baca juga: Video Viral Supeltas Difabel Berseragam Polisi di Ciledug, Ini Ceritanya...

Pada masa Hindia-Belanda, terdapat bermacam-macam bentuk kepolisian, seperti veld politie (polisi lapangan), stands politie (polisi kota), cultur politie (polisi pertanian), bestuurs politie (polisi pamong praja), dan lain-lain.

Namun, pribumi tidak diperkenankan menjabat hood agent (bintara), inspekteur van politie, dan commisaris van politie.

Untuk pribumi selama menjadi agen polisi diciptakan jabatan seperti mantri polisi, asisten wedana, dan wedana polisi.

Baca juga: Fenomena Polisi dan TNI Pamer Senjata di Medsos, Ini Penjelasan Sosiolog

Kepolisian modern Hindia Belanda yang dibentuk antara 1897-1920 adalah merupakan cikal bakal dari terbentuknya Kepolisian Negara Republik Indonesia saat ini.

Lalu, saat masa pendudukan Jepang, wilayah kepolisian Indonesia terbagi dalam beberapa wilayah.

Terbagi menjadi Kepolisian Jawa dan Madura yang berpusat di Jakarta, Kepolisian Sumatera yang berpusat di Bukittinggi, Kepolisian wilayah Indonesia Timur berpusat di Makassar, dan Kepolisian Kalimantan yang berpusat di Banjarmasin.

Berbeda dari zaman Belanda yang hanya mengizinkan jabatan tinggi diisi oleh orang-orang mereka, saat di bawah Jepang, kepolisian dipimpin oleh warga Indonesia.

Akan tetapi, meski menjadi pemimpin, orang pribumi masih didampingi pejabat Jepang yang pada praktiknya lebih memegang kuasa.

Baca juga: Viral, Video Oknum Anggota Polisi di Maluku Pukul Pantat Warga yang Tak Gunakan Masker dengan Rotan

Masa kemerdekaan

Para Polisi Wanita (Polwan), dari kiri Bripda Esty Apriliana, Bripda Eka Rachma, Brigadir Lina, Briptu Eka Frestya, Brigadir Dara Intan, dan Bripda Inggried Febrian Charlotte mewakili NTMC dan Korlantas Polri yang terpilih sebagai pemenang untuk kategori Penonton/Komunitas Terdahsyat pada acara Dahsyatnya Awards 2014, di Hall D JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2014) malam. Dahsyatnya Award kali ini mengambil tema Dahsyatnya Cinta Indonesia.Tribunnews/Jeprima Para Polisi Wanita (Polwan), dari kiri Bripda Esty Apriliana, Bripda Eka Rachma, Brigadir Lina, Briptu Eka Frestya, Brigadir Dara Intan, dan Bripda Inggried Febrian Charlotte mewakili NTMC dan Korlantas Polri yang terpilih sebagai pemenang untuk kategori Penonton/Komunitas Terdahsyat pada acara Dahsyatnya Awards 2014, di Hall D JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2014) malam. Dahsyatnya Award kali ini mengambil tema Dahsyatnya Cinta Indonesia.

Tidak lama setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, pemerintah militer Jepang membubarkan PETA dan Gyu-Gun.

Sedangkan polisi tetap bertugas, termasuk waktu Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin, Komandan Polisi di Surabaya, pada tanggal 21 Agustus 1945 memproklamasikan Pasukan Polisi Republik Indonesia.

Hal itu sebagai langkah awal yang dilakukan selain mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang.

Baca juga: Viral Polisi Bawa Ular Sembari Laporkan Banjir Jakarta, Ini Penjelasannya...

Pada 19 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) membentuk Badan Kepolisian Negara (BKN).

Pada 29 September 1945, Presiden Soekarno melantik RS Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kepala Kepolisian Negara (KKN).

Pada awalnya kepolisian berada dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri dengan nama Djawatan Kepolisian Negara yang hanya bertanggung jawab masalah administrasi, sedangkan masalah operasional bertanggung jawab kepada Jaksa Agung.

Namun, sejak terbitnya PP Nomor 11 Tahun 1946, kepolisian negara bertanggung jawab secara langsung kepada presiden.

Tanggal 1 Juli inilah yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Bhayangkara hingga saat ini.

Baca juga: Viral Polisi di Jogja Buka Jalan dan Kawal Mobil Ojek Online

Pejabat Kapolri dari masa ke masa:

1. Komisaris Jenderal Polisi Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo

  • Periode menjabat: 29 September 1945-14 Desember 1959

2. Komisaris Jenderal Polisi Soekarno Djojonegoro

  • Periode menjabat: 14 Desember 1959-30 Desember 1963

3. Jenderal Polisi Soetjipto Danoekoesoemo

  • Periode menjabat: 30 Desember 1963-8 Mei 1965

4. Jenderal Polisi Soetjipto Joedodihardjo

  • Periode menjabat: 9 Mei 1965-15 Mei 1968

5. Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso

  • Periode menjabat: 15 Mei 1968-2 Oktober 1971

Baca juga: Viral Prajurit TNI Rebut Pistol Milik Polisi, Ini Penjelasannya...

6. Jenderal Polisi Mohamad Hasan

  • Periode menjabat: 3 Oktober 1971-24 Juni 1974

7. Jenderal Polisi Widodo Budidarmo

  • Periode menjabat: 26 Juni 1974-28758

8. Jenderal Polisi Awaluddin Djamin

  • Periode menjabat: 26 September 1978-3 Desember 1982

9. Jenderal Polisi Anton Soedjarwo

  • Periode menjabat: 4 Desember 1982-6 Juni 1986

10. Jenderal Polisi Mochammad Sanoesi

  • Periode menjabat: 7 Juni 1986-19 Februari 1991

Baca juga: Viral Video Polisi Kawal Ambulans di Yogyakarta, Ini Cerita Lengkapnya

11. Jenderal Polisi Kunarto

  • Periode menjabat: 20 Februari 1991-5 April 1993

12. Jenderal Polisi Banurusman Astrosemitro

  • Periode menjabat: 6 April 1993-14 Maret 1996

13. Jenderal Polisi Dibyo Widodo

  • Periode menjabat: 15 Maret 1996-28 Juni 1998

14. Jenderal Polisi Roesmanhadi

  • Periode menjabat: 29 Juni 1998-3 Januari 2000

15. Jenderal Polisi Roesdihardjo

  • Periode menjabat: 4 Januari 2000-22 September 2000

Baca juga: Viral Pria Terobos Penjagaan dan Tantang Anggota Polisi di Mapolda NTB

16. Jenderal Polisi Surojo Bimantoro

  • Periode menjabat: 23 September 2000-21 Juli 2001

17. Jenderal Polisi Chairuddin Ismail

  • Periode menjabat: 2 Juni 2001-7 Agustus 2001

18. Jenderal Polisi Da'i Bachtiar

  • Periode menjabat: 29 November 2001-7 Juli 2005

19. Jenderal Polisi Sutanto

  • Periode menjabat: 8 Juli 2005-30 September 2008

20. Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri

  • Periode menjabat: 1 Oktober 2008-22 Oktober 2010

21. Jenderal Polisi Timur Pradopo

  • Periode menjabat: 22 Oktober 2010-25 Oktober 2013

22. Jenderal Polisi Sutarman

  • Periode menjabat: 25 Oktober 2013-16 Januari 2015

23. Jenderal Polisi Badrodin Haiti

  • Periode menjabat: 17 April 2015-14 Juli 2016

24. Jenderal Polisi Tito Karnavian

  • Periode menjabat: 14 Juli 2016-23 Oktober 2019

25. Jenderal Polisi Idham Aziz

  • Periode menjabat: 1 November 2019-Sekarang

Baca juga: Viral Petugas Polisi Tilang STNK karena KIR Mati, Ini Penjelasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Catat, Ini 10 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi untuk Menjaga Kesehatan Hati

Catat, Ini 10 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi untuk Menjaga Kesehatan Hati

Tren
Cara Memperkenalkan Bayi kepada Anjing Peliharaan

Cara Memperkenalkan Bayi kepada Anjing Peliharaan

Tren
5 Negara yang Tak Punya Bandara, Bagaimana Cara ke Sana?

5 Negara yang Tak Punya Bandara, Bagaimana Cara ke Sana?

Tren
Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Tren
Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Tren
16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com