Sementara itu, Tonang melanjutkan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan berbeda masalahnya dengan Jawa Timur.
Menurutnya, tingginya kasus harian di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan bukan karena kapasitas pemeriksaan yang tinggi, tetapi murni kasusnya yang relatif tinggi.
"Untuk Kalsel dan Sulsel, kapasitas pemeriksaan belum tinggi, tapi kasusnya relatif tinggi. Begitu juga jumlah ODP dan PDP-nya tidak setinggi Jatim," ungkapnya.
Baca juga: Ibu Hamil Tak Mampu Bayar Swab, Benarkah Tes untuk Bumil Berbayar?
Tonang tidak mengetahui secara pasti apa yang menjadi penyebab tingginya kasus harian Covid-19 di Sulsel dan Kalsel, perkiraannya dikarenakan mobilitas penduduk yang tinggi.
Tingginya jumlah kasus tersebut, lanjut Tonang, berpotensi melonjak lagi bila kapasitas pemeriksaan dilakukan dengan skala yang lebih besar.
"Bisa karena mobilitas dari luar daerah yang masuk ke sana (imported cases). Yang kemudian menjadi sumber penyebaran. Masih berpotensi meninggi lagi, bila kapasitas pemeriksaan PCR-nya meningkat," terang dia.
Baca juga: Jadi Syarat Saat Bepergian di Era New Normal, Apa Itu PCR dan Mengapa Mahal?