Hal senada juga diungkapkan oleh Epidemilog FKM UI, Pandu Riono.
Menurut Pandu, faktor mengapa tingginya jumlah kasus di tiga provinsi tersebut masih tinggi, lantaran beberapa hal.
"Faktornya ya karena kasusnya memang masih tinggi, lalu testingnya juga meningkat, selain itu faktor mobilitas penduduk juga sangat tinggi, terutama di 3 provinsi itu," kata dia.
Provinsi Kalimantan Selatan, imbuh Pandu, mengalami lonjakan jumlah kasus harian Covid-19 karena salah satunya dari kluster Ijtima di Gowa.
Kemudian, ditambah lambatnya penanganan sehingga mengakibatkan kasus cepat menyebar.
"Ditambah penanganannya saat itu tidak dilakukan secara cepat. Dianggapnya tidak ada masalah di Kalimantan Selatan," papar dia.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Zona Hitam di Surabaya dan Mengapa Bisa Terjadi?
Lalu, untuk Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, dikarenakan mobilitas penduduk yang tinggi serta masih banyaknya kerumunan.
Oleh karena itu, setelah dilakukan testing, banyak masyarakat yang ternyata terinfeksi positif virus corona atau Covid-19.
Pandu menyebut, faktor masih adanya masyarakat yang abai juga ikut menjadi peranan tersendiri.
"Selain itu, faktor masyarakat yang masih abai juga ikut jadi peranan, masyarakat ada yang tidak peduli dan cuek dengan adanya corona. Kenapa bisa terjadi seperti itu, karena tidak ada komunikasi yang intensif untuk mengedukasi mereka," imbuhnya.
Baca juga: 4 Alasan Biaya Penanganan Pasien Covid-19 sampai Ratusan Juta Rupiah