Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng Dokter Reisa hingga Merry Riana, Upaya Pemerintah Perbaiki Komunikasi soal Covid-19?

Kompas.com - 17/06/2020, 19:32 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Selasa (16/6/2020) motivator Merry Riana membagikan "mantra" untuk menyiasati adaptasi kebiasaan baru yang aman dan produktif di masa pandemi Covid-19.

Di tengah situasi pandemi, masyarakat dihadapkan pada berbagai tantangan, baik ekonomi, sosial, dan budaya.

Merry mengajak masyarakat untuk berpikir positif dan beraksi nyata atau positive action untuk keluar dari krisis multidimensi di masa pandemi COVID-19.

Menurutnya, setiap dari individu mengalami hari baik dan hari yang kurang begitu baik dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Merry Riana: PSBB Dilonggarkan Tentu Kabar Baik, Tapi...

“Setiap hari pasti berbeda-beda. Tapi kita punya pilihan untuk tetap melakukan apa yang akan kita lakukan, apa pun situasinya. Apa pun situasinya, kita harus tetap produktif. Apapun situasinya kita harus yang berjalan di tengah new normal ini,” kata Merry.

Menyikapi dan menyiasati di saat krisis ini, Merry menyampaikan mantra yang bermanfaat beradaptasi kebiasaan baru.

“Apa pun yang terjadi, you have to get up, dress up, show up and never give up,” katanya.

Baca juga: Menjadi Motivator ala Merry Riana, Belajar dari TVRI

Menuai reaksi negatif

Pernyataan Merry Riana diunggah kembali oleh BNPB Indonesia melalui akun Twitter resmi mereka @BNPB_Indonesia. Namun, unggahan tersebut justru dihujani oleh komentar negatif dari warganet.

Baca juga: Merry Riana Ajak Masyarakat Banyak Bersyukur di Tengah Pandemi

Menurut Kuskridho Ambardi, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, reaksi negatif warganet di Twitter dibentuk oleh penilaian mereka yang melihat pemerintah sedikit kedodoran dalam menangani Covid-19.

Seperti saat Gugus Tugas mengangkat dr. Reisa Broto Asmoro sebagai bagian dari tim komunikasi Gugus Tugas.

Tidak sedikit warganet yang menuding bahwa penunjukan dr. Reisa didasarkan pada latar belakangnya sebagai selebriti, meskipun juga memiliki kapabilitas di bidang medis.

Meski demikian, Dodi, panggilan Kuskridho Ambardi, menyebut bahwa pemanfaatan selebriti untuk kampanye sebetulnya bukan hal baru. WHO, UNICEF, dan lembaga-lembaga internasional kerap menggunakan selebriti juga untuk kampanye publik mereka.

Selebriti pun kerap menjadi acuan masyarakat, khususnya bagi penggemarnya. 

"Hanya saja, selebriti memiliki aura kredibilitas yang bervariasi. Sehingga pemilihan selebriti untuk tujuan kampanye publik perlu dilakukan hati-hati. Sejauh kasus Reisa, saya kira cocok dengan latar belakangnya," kata Dodi.

Baca juga: Sisi Lain Dokter Reisa, Tidak Ambisius, Tomboi, dan Pencinta Binatang

Upaya memperbaiki komunikasi publik

Alasan resmi penunjukan dr. Reisa adalah untuk membantu melakukan edukasi tentang Covid-19 terhadap masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Orangutan Obati Sendiri Lukanya dengan Tanaman Herbal, Bukti Primata Cerdas

Orangutan Obati Sendiri Lukanya dengan Tanaman Herbal, Bukti Primata Cerdas

Tren
Cek, Ini Ketentuan Naik Kereta Api bagi Ibu Hamil

Cek, Ini Ketentuan Naik Kereta Api bagi Ibu Hamil

Tren
Kasus Pembunuhan Wanita dalam Koper, Awalnya Korban Minta Dinikahi

Kasus Pembunuhan Wanita dalam Koper, Awalnya Korban Minta Dinikahi

Tren
Indonesia Dilanda Suhu Panas Awal Mei 2024, Benarkah Itu “Heatwave”?

Indonesia Dilanda Suhu Panas Awal Mei 2024, Benarkah Itu “Heatwave”?

Tren
Viral, Video Seekor Ikan Makan Kelabang, Kalajengking, dan Ular, Jenis Apa Itu?

Viral, Video Seekor Ikan Makan Kelabang, Kalajengking, dan Ular, Jenis Apa Itu?

Tren
Jalan Tol di China Runtuh, 51 Orang Tewas dan 23 Kendaraan Terjatuh

Jalan Tol di China Runtuh, 51 Orang Tewas dan 23 Kendaraan Terjatuh

Tren
Gelombang Panas Menerjang Kawasan Asia, Apa Penyebabnya?

Gelombang Panas Menerjang Kawasan Asia, Apa Penyebabnya?

Tren
Perebutan Tiket Terakhir Menuju Olimpiade Paris, Kapan Babak Play-off Indonesia Vs Guinea U23?

Perebutan Tiket Terakhir Menuju Olimpiade Paris, Kapan Babak Play-off Indonesia Vs Guinea U23?

Tren
Ramai soal 'Heatwave' Melanda Negara-negara Asia, Apakah Berpotensi Terjadi di Indonesia?

Ramai soal "Heatwave" Melanda Negara-negara Asia, Apakah Berpotensi Terjadi di Indonesia?

Tren
Beda Surat Tilang Asli Polisi dan Penipuan yang Dikirim ke WhatsApp

Beda Surat Tilang Asli Polisi dan Penipuan yang Dikirim ke WhatsApp

Tren
Sepak Bola dan Nasionalisme Kita

Sepak Bola dan Nasionalisme Kita

Tren
Media Asing Soroti Kekalahan Indonesia dari Irak, Sebut Skuad Garuda Bermain Sangat Baik

Media Asing Soroti Kekalahan Indonesia dari Irak, Sebut Skuad Garuda Bermain Sangat Baik

Tren
Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Tren
Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Tren
Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com