KOMPAS.com - Dharavi. Pernahkah mendengar nama daerah ini? Dharavi adalah sebuah daerah yang kumuh dan paling padat penduduk se-Asia. Dharavi ada di Mumbai, India.
Sama seperti sejumlah negara yang berpenduduk padat, India, khususnya daerah Dharavi, juga menghadapi tantangan besar dalam menangani virus corona.
Sulitnya penerapan physical distancing merupakan alasan tersendiri mengapa daerah padat penduduk rawan menjadi episentrum penyebaran virus corona.
Namun, kekhawatiran tersebut kini berubah menjadi optimisme di Dharavi.
Dharavi telah beralih dari titik episentrum virus corona ke kisah sukses yang menawarkan model bagi negara-negara berkembang dalam mengatasi pandemi.
Wilayah tersebut memiliki luas area 2,1 kilometer persegi dan dihuni oleh sekitar 1 juta penduduk.
Baca juga: Update Corona di Dunia 7 Juni: 6,9 Juta Infeksi | Kasus Covid-19 India Lampaui Italia
Dilansir dari Bloomberg, Minggu (14/6/2020), pihak berwenang sejauh ini telah mendatangi 46.500 rumah di Dharavi sejak April 2020 untuk mengukur suhu dan kadar oksigen warga.
Mereka yang menunjukkan gejala dipindahkan ke sekolah terdekat dan klub olahraga yang diubah menjadi pusat karantina.
Infeksi harian di Dharavi saat ini telah turun sepertiga dibandingkan angka pada awal Mei 2020.
Lebih dari 50 persen pasien pulih, dan jumlah kematian mengalami penurunan drastis.
Terletak di dekat distrik Mumbai, pendekatan Dharavi dalam menangani virus corona bisa menjadi contoh bagi negara berkembang di seluruh dunia, dari Favela, Brazil hingga kota kumuh di Afrika Selatan.
Asisten Komisioner Kota Mumbai yang bertugas memimpin penanganan di Dharavi, Kiran Dighavkar, mengatakan, pilihan yang paling mungkin dilakukan adalah mendeteksi virus sedini mungkin.
"Hampir tak mungkin menerapkan jarak sosial. Satu-satunya pilihan saat ini adalah mendeteksi virus daripada menunggu kasus datang. Kami bekerja secara proaktif, bukan secara reaktif," kata Kiran.
Baca juga: Kisah Rajesh Chouhan, Pekerja Migran India Berjalan Kaki 2.000 Km demi Pulang Kampung
Tujuannya, menjaga angka kematian bertambah karena deteksi dini sebelum menderita rasa sakit yang lebih parah.