Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona Dunia 11 Juni: 7,4 Juta Orang Terinfeksi | Perkembangan Vaksin China

Kompas.com - 11/06/2020, 08:20 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Angka infeksi virus corona di dunia terus bertambah setiap hari. Peningkatan masih terus terjadi di sejumlah negara, termasuk Indonesia. 

Melansir data Worldometers, hingga Kamis (11/6/2020), ada 7.441.112 kasus Covid-19, 417.985 kematian, dan 3.722.195 orang dinyatakan sembuh.

Berikut ini 10 besar negara dengan kasus terbanyak:

  1. Amerika Serikat: 2.064.853 kasus, 115.109 orang meninggal dunia, dan 801.065 sembuh.
  2. Brazil: 772.416 kasus, 39.680 orang meninggal dunia, dan 380.300 orang sembuh
  3. Rusia: 493.657 kasus, 6.358 orang meninggal dunia, dan 252.783 orang sembuh.
  4. Inggris: 290.143 kasus, 41.128 orang meninggal dunia
  5. Spanyol: 289.360 kasus, 27.136 orang meninggal dunia
  6. India: 287.155 kasus, 8.107 orang meninggal dunia, dan 140.979 orang sembuh.
  7. Italia: 235.763 kasus, 34.114 orang meninggal dunia, dan 169.939 orang sembuh.
  8. Peru: 208.823 kasus, 5.903 orang meninggal dunia, dan 98.031 orang sembuh.
  9. Jerman: 186.866 kasus, 8.844 orang meninggal dunia, dan 170.700 orang sembuh
  10. Iran: 177.938 kasus, 8.506 orang meninggal dunia, dan 140.590 orang sembuh.

Bagaimana perkembangan virus corona di berbagai negara? Berikut perkembangan virus corona di dunia, dikutip dari Aljazeera:

Brazil

SOS Funeral Manaus, Brazil. Lembaga nirlaba yang menyediakan layanan pemakaman gratis.Alex Pazuello/Semcom SOS Funeral Manaus, Brazil. Lembaga nirlaba yang menyediakan layanan pemakaman gratis.
Sao Paulo, yang merupakan negara bagian terpadat di Brazil, melaporkan angka kematian yang tinggi setelah negara itu telah memasuki hari kedua pelonggaran lockdown dengan dibukanya kembali toko-toko.

Sao Paulo menjadi episentrum penyebaran virus corona di Brazil. Tercatat, ada 340 kematian baru dalam 24 jam terakhir. Kini, ada 9.862 kematian yang dikonfirmasi.

Brazil menjadi negara kedua di dunia dengan kasus tertinggi Covid-19.

Baca juga: Angka Kematian akibat Covid-19 di Brazil Tertinggi Ketiga di Dunia, Ini Kisah Pengantar Jenazah

WHO

Direktur Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mike Ryan saat menghadiri konferensi pers di PBB di Jenewa, Swiss 3 Mei 2019. REUTERS/Denis Balibouse Direktur Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mike Ryan saat menghadiri konferensi pers di PBB di Jenewa, Swiss 3 Mei 2019.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, tidak jelas apakah datangnya musim dingin di belahan bumi selatan akan memengaruhi penyebaran virus corona.

“Kami tidak tahu bagaimana virus corona akan terjadi. Saat ini kami tidak memiliki data untuk menunjukkan bahwa virus akan berperilaku lebih agresif atau bertransmisi lebih efisien atau tidak,” ujar Kepala Program Darurat WHO, Mike Ryan.

Ia mengatakan, musim panas di belahan bumi utara juga belum diketahui pengaruhnya pada penyebaran virus ini.

"Kami tidak bisa mengandalkan harapan bahwa musim atau suhu akan menjadi jawaban (penyebaran penyakit)," kata Ryan.

Baca juga: WHO Sebut Masker Bukan Satu-satunya Cara Ampuh Cegah Virus Corona

Eropa

Dua sumber pejabat Uni Eropa menyebutkan, Eropa akan memperepat percobaan untuk vaksin virus corona yang mengandung organisme hasil rekayasa genetik.

Rencana percepatan tersebut akan diajukan pada pekan depan dan merupakan strategi Uni Eropa agar mereka tak tertinggal dari AS maupun China.

Rencana ini nantinya akan memungkinkan perusahaan-perusahaan pembuat vaksin mengurangi prasyarat-prasyarat dalam pembuatan vaksin seperti pemberlakuan uji klinis.

Baca juga: Uni Eropa Larang Penggunaan Hidroksiklorokuin untuk Covid-19 

Denmark

Anak-anak di Denmark kembali bersekolah setelah karantina virus corona dibukaTheNewYorkTimes Anak-anak di Denmark kembali bersekolah setelah karantina virus corona dibuka
Denmark merupakan negara pertama di luar Asia yang melonggarkan kuncian akibat virus corona.

Negara ini mengklaim tidak ada kasus peningkatan penyebaran Covid-19 yang signifikan sejak negara ini memasuki fase kedua pembukaan kembali pada bulan lalu.

Denmark telah mengizinkan restoran, kafe, dan mal untuk beroperasi kembali sejak Mei lalu.

Pada April 2020, Denmark membuka kembali sekolah, penitipan anak, penata rambut dan beberapa usaha kecil lain.

"Tingkat penularan di masyarakat masih sangat rendah," ujar Otoritas Kesehatan Denmark.

Jumlah kasus di negara ini juga menurun meskipun tes terus digalakkan.

Baca juga: Denmark Klaim Tak Ada Peningkatan Kasus Covid-19 setelah 1,5 Bulan Sekolah Dibuka

China

Fang Fang, seorang penulis kenamaan di Wuhan, China, yang menuai kemarahan dari publik negerinya sendiri karena menulis buku harian mengenai lockdown virus corona pada Januari lalu.Getty Images via BBC Indonesia Fang Fang, seorang penulis kenamaan di Wuhan, China, yang menuai kemarahan dari publik negerinya sendiri karena menulis buku harian mengenai lockdown virus corona pada Januari lalu.
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh para peneliti China menunjukkan perkembangan yang menjanjikan.

Hal ini terlihat setelah dilakukan uji coba pada monyet. Hasilnya menunjukkan antibodi dapat terpicu dan tak menunjukkan adanya masalah keamanan.

Selain itu, saat ini tengah dilakukan uji coba pada lebih dari 1.000 peserta.

Menurut para peneliti seperti dipublikasi jurnal Medis Cell, vaksin yang diberi nama BBINP-CorV ini menginduksi antibodi penawar tingkat tinggi yang dapat memblokir virus dari menginfeksi sel monyet, tikus, kelinci percobaan, dan kelinci.

Baca juga: Peneliti AS dan China Teliti Kemungkinan Virus Corona Berdampak pada Organ Vital Pria

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com