Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Paling Terdampak Covid-19: Masyarakat Miskin, Rentan Miskin, Pekerja Informal

Kompas.com - 04/06/2020, 13:14 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menerbitkan laporan hasil survei sosial demografi dampak Covid-19 pada Senin (1/6/2020).

Penyajian hasil survei ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan untuk menyusun kebijakan dalam menghadapi pandemi ini.

Dalam laporan itu disebutkan bahwa kelompok masyarakat yang paling terdampak selama pandemi Covid-19 adalah:

Diketahui, sebanyak 70,53 persen responden dalam kelompok berpendapatan rendah (kurang dari Rp 1,8 juta) mengaku mengalami penurunan pendapatan.

Sementara itu, 46,77 persen masyarakat dengan penghasilan Rp 1,8 juta sampai Rp 3 juta juga mengalami nasib yang sama.

Sekitar 37,19 persen kelompok masyarakat dengan penghasilan Rp 3 juta sampai Rp 4,8 juta dan 31,67 persen kelompok berpenghasilan Rp 4,8 juta sampai Rp 7,2 juta menyebutkan, pendapatan mereka menurun.

Baca juga: Survei BPS: Kelompok Usia di Bawah 45 Tahun Paling Tidak Taat Imbauan Pencegahan Covid-19

Untuk kelompok berpenghasilan tinggi, yaitu lebih dari Rp 7 juta, hanya 30 persen dari mereka atau 3 dari 10 responden mengalami penurunan pendapatan.

Salah satu hasil survei BPS yang menunjukkan kelompok pendapatan yang paling terdampak wabah virus corona.Dok. BPS Salah satu hasil survei BPS yang menunjukkan kelompok pendapatan yang paling terdampak wabah virus corona.

Metode yang digunakan dalam survei ini adalah rancangan Non-Probability Sampling yang merupakan kombinasi dari Convenience, Voluntary, dan Snowball Sampling untuk mendapatkan responden dalam kurun waktu satu minggu.

Dengan metode ini, survei memiliki sejumlah keterbatasan, seperti adanya bias dibandingkan dengan metode wawancara langsung dan analisis yang dihasilkan merupakan gambaran individu yang tidak mewakili seluruh kondisi masyarakat Indonesia.

Beri perhatian pada kelompok terdampak

Ekonom senior Institute for Development of Economics (Indef) Nawir Messi mengatakan, hasil survei BPS mengonfirmasi sekaligus menegaskan bahwa situasinya memang seperti yang digambarkan dari hasil survei BPS.

Menurut dia, apa yang disampaikan oleh BPS itu sudah diketahui secara umum dan terjadi di mana-mana.

"Jadi apa yang disampaikan oleh BPS itu sudah diketahui secara umum. Sudah terjadi di mana-mana. Jadi pekerjaan BPS itu mengonfirmasi fakta dalam bentuk angka," kata Nawir saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

"Mereka ini kan pekerja-pekerja informal, termasuk pedagang kaki lima, buruh bangunan, ojek, dan lain-lain. Ketika PSBB berlangsung, maka praktis mereka tidak ada aktivitas," lanjut dia.

Ia menyebutkan, survei tersebut bisa dijadikan pedoman untuk pemerintah agar memberikan fokus bantuan kepada kelompok itu.

Menurut Nawir, pendapatan para pekerja informal itu tidak hanya berkurang, tetapi juga hilang seiring berlakunya PSBB.

"Dengen survei ini, kita lihat bagaimana pemerintah seharusnya fokus pada kelas ekonomi paling bawah dan memberi bantuan kepada mereka," jelas dia.

Baca juga: Update Virus Corona Dunia 4 Juni: 6,5 Juta Orang Terinfeksi | WHO Lanjutkan Uji Coba Hidroksiklorokuin

Sejauh ini, kata Nawir, pemerintah sudah berfokus pada kelompok-kelompok itu dengan berbagai program sosial yang dikeluarkan.

Hanya saja, data di tingkat desa tidak sesuai dengan realita sebenarnya.

Ketidaksesuaian data itu membuat sejumlah warga yang seharusnya berhak menerima justru terabaikan.

"Agar mereka benar-benar tercakup dalam program maka harus ada perbaikan data, sehingga betul-betul menunjkkan realitas dan tidak menjadi terabaikan karena persoalan data," kata dia.

Baca juga: Studi: Penggunaan Masker dan Jaga Jarak Kurangi Risiko Tertular Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com