Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lockdown Filipina Dilonggarkan dan Kekhawatiran Gelombang Kedua Virus Corona

Kompas.com - 01/06/2020, 17:22 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Manila telah mengalami penguncian terpanjang di dunia. Setelah 76 hari diberlakukan karantina akibat virus corona, pelonggaran pembatasan transportasi dan pekerjaan mulai diberlakukan.

Tak dipungkiri, aturan penguncian wilayah telah menghantam jutaan mata pencaharian tapi tidak menghentikan aliran infeksi baru.

Pelonggaran pembatasan ditujukan agar ekonomi kembali hidup, meskipun masih terdapat kekhawatiran bahwa tingkat infeksi di negara ini masih terlalu tinggi dan pelonggaran pembatasan dapat membuat lonjakan kasus baru.

"Apa yang membuat saya takut adalah kita membuka ekonomi kita tetapi jumlah infeksi virus corona kita belum benar-benar mereda," kata kepala strategi investasi di Trading Edge Consultancy, Ron Acoba seperti dikutip dari SCMP, 31 Mei 2020.

Baca juga: Protokol New Normal Hotel di Filipina, Diminta Tak Diskriminasi Tamu yang Terinfeksi Virus Corona

Sebagian besar bisnis di kota ini akan diizinkan dibuka kembali dan transportasi umum akan beroperasi terbatas. Tetapi, anak-anak dan orangtua harus tinggal di rumah kecuali keluar untuk mencari barang-barang yang penting atau pergi bekerja.

Secara resmi, ini disebut sebagai karantina masyarakat umum, fase ketiga dari penguncian virus di Manila yang akan berlaku hingga 15 Juni mendatang.

Mobil dan bus ekspres akan kembali jalan, kereta api akan kembali beroperasi, namun bus lain dan jeepney masih dilarang.

Baca juga: Filipina dan Thailand Berencana Mundur, Timnas Indonesia Berpeluang Juarai Piala AFF 2020

Semua angkutan umum beroperasi pada 22 Juni 2020

Para pejabat mengisyaratkan bahwa semua angkutan umum mungkin diizinkan kembali beroperasi setelah 22 Juni 2020 mendatang.

Hingga Sabtu (30/5/2020), Filipina telah mendeteksi 17.224 kasus virus corona dengan 950 kematian, tapi jumlah yang terinfeksi diyakini lebih tinggi karena tes yang terbatas.

“Pemerintah berencana untuk mengangkat karantina secara bertahap,” kata Dr Anthony Leachon, penasihat khusus kebijakan kesehatan masyarakat kepada satuan tugas coronavirus Filipina.

Ia menambahkan bahwa pembukaan kembali ekonomi diperlukan. Pemerintah, lanjut dia, telah siap untuk menekan lonjakan baru dalam koordinasi dengan unit pemerintah daerah. Ini menggambarkan pendekatan kalibrasi dan adaptif.

Sebanyak 16 kota dan satu kotamadya di Metro Manila menjadi kekuatan ekonomi Filipina. Tapi, sejak ditutup pada 16 Maret lalu, ekonomi baik bisnis besar, sedang, dan kecil menderita. Banyak bisnis yang telah tutup.

Baca juga: Topan Landa Filipina dan Hancurkan Rumahnya, Pria Ini Iris Pergelangan Tangan

2,6 juta pekerja kehilangan pekerjaan

Mempertahankan penguncian yang ketat akan memberikan lebih banyak tekanan pada ekonomi, dengan lebih banyak perusahaan akan tutup, lebih banyak pekerjaan akan hilang, dan tingkat standar akan naik lebih lanjut.

Menurut angka resmi, ekonomi Filipina telah menyusut 0,2 persen pada kuartal pertama dan diproyeksikan telah kehilangan sebanyak 1,1 triliun peso atau setara 21,8 miliar dollar AS selama 45 hari pertama diberlakukan penutupan.

Dana Moneter Internasional mengatakan bahwa pertumbuhan PDB bisa anjlok lebih dari 6 persen tahun lalu menjadi hanya 0,6 persen pada tahun 2020.

Baca juga: Topan Landa Filipina dan Hancurkan Rumahnya, Pria Ini Iris Pergelangan Tangan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com