Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vietnam Berhasil Menjaga Angka Kematian Covid-19 Tetap Nol, Begini Caranya...

Kompas.com - 01/06/2020, 07:03 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat negara-negara lain terus mencatatkan kasus kematian akibat Covid-19, Vietnam masih bertahan dengan 0 (nol) kasus kematian akibat pandemi virus corona sejauh ini.

Jumlah kasus yang terkonfirmasi di negara itu pun relatif rendah, yakni hanya ada di angka 328 kasus dan 279 di antaranya sudah dinyatakan sembuh, berdasarkan data dariWorldometer, Minggu (31/5/2020).

Padahal, secara geografis, wilayah negara ini berbatasan langsung dengan daratan China di bagian utara. Selain itu, negara berpenduduk 98 juta jiwa ini juga setiap tahunnya menerima jutaan pengunjung dari China.

Vietnam juga tercatat sebagai salah satu negara dengan penghasilan rendah dan memiliki sistem kesehatan yang tidak begitu baik dibandingkan negara di wilayah ASEAN misalnya.

Perbandingan dokter dan masyarakat di sana adalah 8:10.000 jiwa, ini adalah sepertiga dari rasio perbandingan yang sama di Korea Selatan.

Baca juga: Nol Korban Meninggal, Bagaimana Vietnam Berhasil Menangani Pandemi Corona?

Lalu, apa sesungguhnya yang dilakukan pemerintah juga masyarakat Vietnam hingga mereka tidak memiliki satu pun kasus kematian yang terkait dengan Covid-19 sejak pertama hingga saat ini?

Bertindak cepat melakukan isolasi

Melansir dari CNN, Sabtu (30/5/2020), Vietnam sempat melakukan penguncian secara nasional selama tiga minggu. Setelah itu, aturan social distancing ditarik pada akhir April.

Tidak ditemukan satu pun kasus infeksi lokal selama 40 hari, kegiatan bisnis dan sekolah dibuka kembali, kehidupan pun perlahan kembali normal.

Jumlah kasus yang tergolong rendah itu membuat banyak pihak memandang skeptis, apalagi dengan melihat kondisi negara tersebut.

Baca juga: Update: Perkembangan Wabah Corona di ASEAN, Kamboja, Laos, dan Vietnam Laporkan 0 Kematian

Namun, salah satu dokter penyakit menular yang bertugas di salah satu rumah sakit utama untuk Covid-19 yang dibangun oleh Pemerintah Vietnam, Guy Thwaites, menyebut data tersebut sesuai dengan apa yang ada di lapangan.

"Saya pergi ke bangsal setiap hari, saya tahu kasusnya, saya tahu di sana tidak ada kematian," kata Thwaites yang juga merupakan Kepala Unit Penelitian Klinis Oxford University di Ho Chi Minh City.

Dia menyebutkan, jika memang jumlahnya dipercaya lebih besar dari yang saat ini tercatat, pasti dengan mudah pasien-pasien itu ditemukan di rumah sakit-rumah sakit.

Sigap sejak awal

Warga Vietnam tampak ceria setelah pihak berwenang mengangkat karantina di desa Dong Cuu, desa karantina Vietnam terakhir yang terkena penyakit virus corona (Covid-19), di luar Hanoi, Vietnam 14 Mei 2020. REUTERS/Nguyen Huy Kham Warga Vietnam tampak ceria setelah pihak berwenang mengangkat karantina di desa Dong Cuu, desa karantina Vietnam terakhir yang terkena penyakit virus corona (Covid-19), di luar Hanoi, Vietnam 14 Mei 2020.

Negara ini mulai bersiap menghadapi penyebaran virus corona beberapa pekan sebelum kasus pertama terdeteksi di sana.

Padahal, saat itu pihak China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih menyebut penularan dari manusia ke manusia belum terbukti adanya.

Namun, Vietnam memilih untuk tidak mau mengambil risiko dan tetap melakukan pencegahan sebisa yang mereka bisa upayakan.

Thwaites menyebut respons cepat ini yang membuat Vietnam berhasil.

"Tindakan mereka di akhir Januari dan awal Februari jauh lebih cepat dari negara lain, dan itu sangat membantu mereka mempertahankan kontrol (terhadap wabah)," katanya.

Baca juga: Kemendagri Klarifikasi Tak Larang Ojek Online Saat New Normal

Hal itu dibenarkan oleh Wakil Kepala Departemen Pengendalian Infeksi di National Institute of Hygiene and Epidemiology di Hanoi, Pham Quang Thai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Link Live Streaming Final Thomas dan Uber Cup 2024, Indonesia Vs China

Link Live Streaming Final Thomas dan Uber Cup 2024, Indonesia Vs China

Tren
Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Tren
Melestarikan Zimbabwe Raya

Melestarikan Zimbabwe Raya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com