Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denmark Klaim Tak Ada Peningkatan Kasus Covid-19 setelah 1,5 Bulan Sekolah Dibuka

Kompas.com - 29/05/2020, 19:31 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Denmark mengklaim tak ada dampak peningkatan kasus infeksi virus corona di negara itu setelah sekitar 1,5 bulan kembali membuka sekolah.

Denmark merupakan negara Eropa yang pertama kali membuka sekolah dan penitipan anak setelah menerapkan penguncian.

Awalnya, ketika diputuskan pelonggaran penguncian, para orangtua merasa khawatir bahwa dibukanya kembali sekolah akan membahayakan. 

Denmark mengizinkan anak-anak usia 2 hingga 12 tahun kembali ke sekolah sejak 15 April 2020.

Melansir Reutersberdasarkan data selama lima minggu terakhir, Otoritas Kesehatan menyebutkan, langkah ini tidak memengaruhi penambahan kasus virus corona.

"Anda tidak dapat melihat efek negatif dari pembukaan kembali sekolah," kata Peter Andersen, Dokter Epidemiologi dan Pencegahan Penyakit Menular di Institut Serum Denmark, Kamis (28/5/2020), kepada Reuters.

Andersen mengatakan, jumlah anak-anak yang terinfeksi dengan usia antara 1-19 taahun di negara itu telah menunjukkan penurunan yang signifikan sejak akhir April 2020.

Baca juga: Peneliti Denmark Buat Robot untuk Lakukan Tes Covid-19

Melansir data dari Worldometers, Jumat (29/5/2020), kasus infeksi virus corona di Denmark sebanyak 11,512 kasus.

Dari angka itu, sebanyak 568 orang meninggal dunia, dan 10,180 orang sembuh.

Melansir pemberitaan Kompas.com, 16 April 2020, Perdana Menteri Denmark Merre Frederiksen mengatakan, kebijakan pembukaan sekolah saat itu dilakukan atas rekomendasi otoritas kesehatan.

Dengan kembali beraktivitasnya anak-anak di sekolah, Frederiksen menilai, itu akan memungkinkan orangtua untuk kembali bekerja dan membuat roda ekonomi negara kembali berputar.

Denmark berkaca dari nagara tetangganya Swedia di mana pembukaan sekolah tak membawa dampak peningkatan kasus secara drastis.

Anak-anak di Swedia juga dianggap tidak menjadi sumber utama penularan virus.

Pemerintah Denmark memastikan pembukaan sekolah diikuti staf pengajar yang tetap mengikuti instruksi untuk menjaga jarak sosial di antara para siswanya dengan bangunan sekolah tetap tertutup.

Sementara itu, di Finlandia, seorang pejabat tinggi mengumumkan hal yang sama pada Rabu (27/5/2020).

Finlandia mengklaim, tak ada bukti virus corona menyebar lebih cepat sejak sekolah dibuka kembali di negara itu pada pertengahan Mei 2020.

Baca juga: Denmark Longgarkan Lockdown, Para Orangtua Menolak Kembali Sekolahkan Anak-anaknya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com