Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Impulsive Buying, Kebiasaan Boros yang Dapat Direm Saat Pandemi

Kompas.com - 27/05/2020, 18:11 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi corona membuat sejumlah masyarakat mau tidak mau tetap berada di rumah atau menghindari berpergian yang tidak perlu guna mencegah penularan virus corona.

Kendati demikian, berkegiatan di rumah ternyata menimbulkan fenomena impulsive buying atau membeli barang dengan tidak terkontrol atau impulsif.

Hal ini pun diungkapkan oleh sejumlah warganet yang mengaku semenjak pemerintah menerapkan work from home (WFH) mereka jadi cenderung memiliki kebiasaan impulsive buying.

Baca juga: Banyak Sampah Skincare di Rumah, Ini Solusinya...

"Semenjak WFH tiap ada discount beauty products w ngeklik cepet banget....impulsive buying got me boke," tulis akun @sorayavioglenna dalam twitnya, Minggu (24/5/2020).

"Impulsive buying akhir bulan menghindari promo shopee akhirnya beli antam aja padahal hari ini lagi naik tipis," tulis akun Twitter @sebutsajafia dalam twitnya pada Selasa (26/5/2020).

Baca juga: Video Viral Detik-detik Kecelakaan Tunggal di Nganjuk, Ini Kronologinya...

"Weh baru nyadar kemarin abis order buku 10 biji wahaha pantes duit berkurang banyak... how to control impulsive buying shssjjs," tulis akun Twitter @yeonkaied dalam twitnya, Senin (25/5/2020).

Baca juga: Stop Panik Membeli, Jaga Sistem Imun dengan Makanan Sehat untuk Cegah Virus Corona

Lalu, apa itu impulsive buying dan bagaimana tips untuk menghindari hal tersebut?

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group, Andy Nugroho mengungkapkan, impulsive buying dapat diartikan sebagai perilaku membelanjakan uang yang dilakukan tanpa perencanaan terlebih dahulu, bersifat tiba-tiba dan mendadak serta kebetulan, karena kondisi dan keadaan lingkungan tempat kita berada saat itu.

"Impulsive buying bisa terjadi semisal ketika kita makan siang di mal, lalu setelahnya jalan-jalan cuci mata lihat-lihat barang yang dipajang, lalu di suatu toko berhenti dan membeli suatu barang karena terlihat menarik," katanya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/5/2020).

Menurutnya, impulsive buying dapat terjadi ketika seseorang tengah membuka sosmed dan melihat suatu barang kemudian membeli dari toko online tersebut.

Hal yang membuat khilaf yakni fakta bahwa barang yang dibeli merupakan barang yang tidak terlalu dibutuhkan oleh orang tersebut.

"Apalagi dalam kondisi pandemi begini, hal tersebut tentu dapat berimbas kurang baik untuk keuangan kita, apalagi bila keuangan kita kurang beruntung," katanya lagi.

Baca juga: Sulit Mengelola Keuangan Saat Pandemi, Ini Tips dari Perencana Keuangan

Terkait hal itu, Andy memberikan empat tips mencegah terjadinya impulsive buying, yakni.

1. Membuat estimasi budget keuangan.

Hal ini dapat dilakukan dengan mengalokasikan uang untuk yang benar-benar penting dan perlu serta harus segera dibayarkan, semisal untuk membayar cicilan kredit, uang sekolah anak, tagihan listrik dan air.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Link Live Streaming Final Thomas dan Uber Cup 2024, Indonesia Vs China

Link Live Streaming Final Thomas dan Uber Cup 2024, Indonesia Vs China

Tren
Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Tren
Melestarikan Zimbabwe Raya

Melestarikan Zimbabwe Raya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com