KOMPAS.com - Pandemi corona membuat sejumlah masyarakat mau tidak mau tetap berada di rumah atau menghindari berpergian yang tidak perlu guna mencegah penularan virus corona.
Kendati demikian, berkegiatan di rumah ternyata menimbulkan fenomena impulsive buying atau membeli barang dengan tidak terkontrol atau impulsif.
Hal ini pun diungkapkan oleh sejumlah warganet yang mengaku semenjak pemerintah menerapkan work from home (WFH) mereka jadi cenderung memiliki kebiasaan impulsive buying.
Baca juga: Banyak Sampah Skincare di Rumah, Ini Solusinya...
"Semenjak WFH tiap ada discount beauty products w ngeklik cepet banget....impulsive buying got me boke," tulis akun @sorayavioglenna dalam twitnya, Minggu (24/5/2020).
Semenjak WFH tiap ada discount beauty products w ngeklik cepet banget ???? impulsive buying got me boke
— vio (@sorayavioglenna) May 24, 2020
"Impulsive buying akhir bulan menghindari promo shopee akhirnya beli antam aja padahal hari ini lagi naik tipis," tulis akun Twitter @sebutsajafia dalam twitnya pada Selasa (26/5/2020).
Baca juga: Video Viral Detik-detik Kecelakaan Tunggal di Nganjuk, Ini Kronologinya...
impulsive buying akhir bulan menghindari promo shopee akhirnya beli antam aja pdhl hari ini lg naik tipis.. skskkskk
— f (@sebutsajafia) May 26, 2020
"Weh baru nyadar kemarin abis order buku 10 biji wahaha pantes duit berkurang banyak... how to control impulsive buying shssjjs," tulis akun Twitter @yeonkaied dalam twitnya, Senin (25/5/2020).
weh anjir baru nyadar kemarin abis order buku 10 biji wahaha pantes duit berkurang banyak... how to control impulsive buying shssjjs
— nadya ???? (@yeonkaied) May 25, 2020
Baca juga: Stop Panik Membeli, Jaga Sistem Imun dengan Makanan Sehat untuk Cegah Virus Corona
Lalu, apa itu impulsive buying dan bagaimana tips untuk menghindari hal tersebut?
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group, Andy Nugroho mengungkapkan, impulsive buying dapat diartikan sebagai perilaku membelanjakan uang yang dilakukan tanpa perencanaan terlebih dahulu, bersifat tiba-tiba dan mendadak serta kebetulan, karena kondisi dan keadaan lingkungan tempat kita berada saat itu.
"Impulsive buying bisa terjadi semisal ketika kita makan siang di mal, lalu setelahnya jalan-jalan cuci mata lihat-lihat barang yang dipajang, lalu di suatu toko berhenti dan membeli suatu barang karena terlihat menarik," katanya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/5/2020).
Menurutnya, impulsive buying dapat terjadi ketika seseorang tengah membuka sosmed dan melihat suatu barang kemudian membeli dari toko online tersebut.
Hal yang membuat khilaf yakni fakta bahwa barang yang dibeli merupakan barang yang tidak terlalu dibutuhkan oleh orang tersebut.
"Apalagi dalam kondisi pandemi begini, hal tersebut tentu dapat berimbas kurang baik untuk keuangan kita, apalagi bila keuangan kita kurang beruntung," katanya lagi.
Baca juga: Sulit Mengelola Keuangan Saat Pandemi, Ini Tips dari Perencana Keuangan
Terkait hal itu, Andy memberikan empat tips mencegah terjadinya impulsive buying, yakni.
1. Membuat estimasi budget keuangan.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengalokasikan uang untuk yang benar-benar penting dan perlu serta harus segera dibayarkan, semisal untuk membayar cicilan kredit, uang sekolah anak, tagihan listrik dan air.