KOMPAS.com - Kepanikan membeli barang di supermarket yang dilakukan beberapa orang-orang di seluruh dunia telah memicu kekhawatiran.
Pasalnya, tindakan tersebut justru menimbulkan kekhawatiran kekurangan bahan-bahan penting saat virus corona kian meluas.
Dilansir dari SCMP, bahan-bahan pokok dapur seperti nasi dan pasta telah ludes terjual dari rak-rak toko. Sementara makanan olahan dan kemasan yang kurang bergizi juga dalam persediaan sedikit stok.
Hal inilah yang membuat beberapa ahli menyarankan untuk memikirkan kembali kebiasaan pembelian masyarakat.
Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 10 April: 1,6 Juta Orang Terinfeksi, 355.671 Sembuh
Saat wabah virus corona muncul pertama kali di Hong Kong pada Februari lalu, masyarakat menjadi panik dan putus asa menimbun beras.
Namun, mereka juga membeli barang-barang seperti mi instan, daging kaleng, pangsit beku, dan dim sum.
Atas fenomena ini, ahli diet tersertifikasi dari Pusat Konsultasi Nutrisi Tetra di Yau Ma Tei, Hong Kong, Joyce Chan Ho-yi mengungkapkan, dirinya khawatir sebab warga mengonsumsi makanan yang justru melemahkan sistem imun.
"Pada saat yang kritis ini untuk meningkatkan imunitas, makanan-makanan instan tersebut mungkin lebih berbahaya," ujar Chan.
Chan menyarankan, masyarakat mengikuti pedoman makanan sehat untuk menjaga kesehatan tubuh, seperti mengonsumsi makanan rendah gula, natrium, dan lemak jenuh.
Barang-barang instan yang terjual habis ini merupakan makanan olahan yang umumnya banyak mengandung garam dan lemak berlebih.
"Baca komposisinya. Isi makanan biasanya terdaftar berdasarkan kuantitas dari yang tertinggi hingga terendah. Jadi, jika tiga atau empat komposisi pertama adalah gula, minyak terhidrogensi atau nama-nama lain yang menggunakan istilah kimia, Anda dapat berasumsi bahwa makanan tersebut diproses, jadi singkirkan dari keranjang belanja Anda," terang Chan.
Baca juga: Jangan Lagi Dipercaya, 3 Mitos Food Combining Ini Dibantah Ahli Gizi
Adapun asupan garam harian yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak lebih dari 5 gram per hariannya.
Sementara, American Heart Association menyatakan bahwa setiap hari menambahkan asupan gula tidak boleh lebih dari 25 gram per harinya.