"Apa pun yang secara emosional menonjol, anak-anak akan lebih sering mengingatnya. Jika Anda dapat memisahkan fakta dari emosi, Anda dapat benar-benar membantu mereka menjauh dari hal ini dan emosional mereka tak terpengaruh," ujar dia.
Sementara itu, Mark Reinecke, seorang Psikolog Klinis dan Direktur Klinis dari Pusat San Francisco Bay Area, Child Mind Institute, mengatakan, umumnya, anak-anak tangguh terhadap sebuah peristiwa tunggal.
"Peristiwa tunggal, selain yang benar-benar traumatis, jarang memiliki efek jangka panjang pada perkembangan emosi dan sosial anak-anak," kata Mark.
Sayangnya, Covid-19 adalah peristiwa yang kompleks.
"Bagaimana setiap anak, dan keluarga, merespons tergantung pada situasi kehidupan mereka. Apa tantangan dan trauma spesifik yang mereka hadapi? Apakah ada anggota keluarga meninggal? Apakah orangtua adalah dokter atau perawat yang bekerja di garis depan? Apakah saudara kandung terinfeksi? Apakah orangtua kehilangan pekerjaan? Apakah bisnis keluarga bangkrut?” ujar dia.
Menurut dia, Covid-19 adalah hal yang di luar kendali orangtua. Akan tetapi, yang terpenting saat ini adalah membuat anak selalu dalam pengawasan orangtua di masa pandemi.
Dengan cara ini, anak-anak akan merasa bahwa mereka aman dan dicintai.
Reinecke mengingatkan agar orangtua tak lupa bersenang-senang dengan anak sehingga anak memiliki ingatan yag baik tentang bagaimana mereka melewati masa pandemi virus corona.
Selain itu, orangtua sebaiknya berbagi dengan anak tentang optimisme bahwa masa depan yang positif ada di depan dan orangtua akan membantu mewujudkannya.
“Ciptakan oasis normalitas atau kebahagiaan saat Anda bisa. Ini tidak hanya membantu kesejahteraan anak-anak tetapi juga menjadi bagian dari apa yang anak-anak ingat,” kata Meyers.
Waktu yang menyenangkan dan momen khusus akan dikodekan dalam memori jangka panjang.
Ingatan anak-anak tentang pandemi nantinya juga dipengaruhi tentang apa yang mereka lihat saat ini, mereka baca, dan mereka dengar.
Mereka akan mengingat dan menciptakan narasi mereka sendiri.
"Saya ingin mereka mengingat ini sebagai pengalaman belajar tentang ketahanan. Saya berharap bisa mengatakan kepada mereka, 'Oh, lihatlah saat itu. Itu adalah salah satu peristiwa terburuk yang terjadi di abad ini, dan kami selamat'” ujar Yip merujuk apa yang dikatakan kepada anaknya sendiri.