Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Kuat Pengaruh Covid-19 pada Psikis dan Ingatan Anak-anak di Masa Depan?

Kompas.com - 23/05/2020, 07:13 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Apa pun yang secara emosional menonjol, anak-anak akan lebih sering mengingatnya. Jika Anda dapat memisahkan fakta dari emosi, Anda dapat benar-benar membantu mereka menjauh dari hal ini dan emosional mereka tak terpengaruh," ujar dia.

Sementara itu, Mark Reinecke, seorang Psikolog Klinis dan Direktur Klinis dari Pusat San Francisco Bay Area, Child Mind Institute, mengatakan, umumnya, anak-anak tangguh terhadap sebuah peristiwa tunggal.

"Peristiwa tunggal, selain yang benar-benar traumatis, jarang memiliki efek jangka panjang pada perkembangan emosi dan sosial anak-anak," kata Mark.

Sayangnya, Covid-19 adalah peristiwa yang kompleks.

"Bagaimana setiap anak, dan keluarga, merespons tergantung pada situasi kehidupan mereka. Apa tantangan dan trauma spesifik yang mereka hadapi? Apakah ada anggota keluarga meninggal? Apakah orangtua adalah dokter atau perawat yang bekerja di garis depan? Apakah saudara kandung terinfeksi? Apakah orangtua kehilangan pekerjaan? Apakah bisnis keluarga bangkrut?” ujar dia.

Menurut dia, Covid-19 adalah hal yang di luar kendali orangtua. Akan tetapi, yang terpenting saat ini adalah membuat anak selalu dalam pengawasan orangtua di masa pandemi.

Dengan cara ini, anak-anak akan merasa bahwa mereka aman dan dicintai.

Reinecke mengingatkan agar orangtua tak lupa bersenang-senang dengan anak sehingga anak memiliki ingatan yag baik tentang bagaimana mereka melewati masa pandemi virus corona.

Selain itu, orangtua sebaiknya berbagi dengan anak tentang optimisme bahwa masa depan yang positif ada di depan dan orangtua akan membantu mewujudkannya.

“Ciptakan oasis normalitas atau kebahagiaan saat Anda bisa. Ini tidak hanya membantu kesejahteraan anak-anak tetapi juga menjadi bagian dari apa yang anak-anak ingat,” kata Meyers.

Waktu yang menyenangkan dan momen khusus akan dikodekan dalam memori jangka panjang.

Ingatan anak-anak tentang pandemi nantinya juga dipengaruhi tentang apa yang mereka lihat saat ini, mereka baca, dan mereka dengar.

Mereka akan mengingat dan menciptakan narasi mereka sendiri.

"Saya ingin mereka mengingat ini sebagai pengalaman belajar tentang ketahanan. Saya berharap bisa mengatakan kepada mereka, 'Oh, lihatlah saat itu. Itu adalah salah satu peristiwa terburuk yang terjadi di abad ini, dan kami selamat'” ujar Yip merujuk apa yang dikatakan kepada anaknya sendiri.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Manfaat Eucalyptus yang Diklaim Bisa jadi Antivirus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com