KOMPAS.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengungkapkan, ada fenomena antariksa menarik pada hari ini, Jumat (22/5/2020), di mana Merkurius dan Venus akan berdekatan.
Menariknya, fenomena ini dapat dilihat oleh masyarakat di Indonesia tanpa bantuan alat pembesar.
Peneliti Pusat Sains Antariksa (Pusainsa) Lapan, Emmanuel Sungging, menjelaskan, fenomena tersebut disebut konjungsi.
"Fenomena Merkurius dan Venus berdekatan dapat disebut sebagai fenomena kojungsi, waktunya bisa kita tentukan. Ditentukan dari bagaimana benda-benda tersebut beredar dalam orbitnya," ujar Emmanuel saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (22/5/2020).
Ia menjelaskan, fenomena ini juga dapat dilihat dengan mata telanjang. Namun, untuk pengamatan yang baik dianjurkan melihatnya saat pada sore hari.
"Bisa dilihat dengan mata telanjang, dan baiknya saat mengamati sekitar saat matahari terbenam," ujar Emmanuel.
Ia mengatakan, kedekatan Merkurius dan Venus dapat dilihat dengan adanya ciri cahaya terang yang dapat dikenali.
"Kedua planet tersebut (bukan bintang), tampak sangat terang. Jadi mudah dikenali karena bisa diamati di sekitar saat Matahari belum terbenam. Planet Venus akan tambah lebih terang dan lebih besar dibandingkan Merkurius," kata Emmanuel.
"Nanti sore (sekitar pukul 17.39 WIB) arahkan pandangan ke arah barat," lanjut dia.
Terkait periode siklus, fenomena konjungsi Merkurius-Venus ini dapat terjadi secara berulang.
Baca juga: Penjelasan Lapan tentang Fenomena Lockdown Matahari, Apa Dampaknya?
Konjungsi Merkurius-Venus
Sementara itu, peneliti Pussainsa lapan, Andi Pangerang mengatakan, fenomena konjungsi terjadi karena dua benda langit yang teramati dari Bumi memiliki jarak sudut minimum dan berada pada bujur ekliptika yang sama.
"Konjungsi Merkurius-Venus terjadi pada 22 Mei 2020 pukul 15.49 WIB dengan jarak sudut pisah sebesar 53 detik busur, hampir 2 kali diameter tampak Bulan," ujar Andi kepada Kompas.com, Jumat (22/5/2020).
Meski demikian, konjungsi ini dapat bisa diamati selepas Matahari terbenam di arah barat daya dekat Konstelasi Auriga untuk Indonesia bagian barat dan tengah.
Sementara, untuk Indonesia bagian timur, dapat diamati tepat pada pukul 17.49 WITA pada arah yang sama.