Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik Vaksin Corona: Percobaan Menghasilkan Antibodi Setara Orang yang Pulih

Kompas.com - 20/05/2020, 14:14 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber Aljazeera

Satu orang dalam percobaan sempat mengalami ruam kemerahan di sekitar tempat suntikan, yang ditandai sebagai efek samping "kelas 3". Meski demikian, hal tersebut tidak menunjukkan adanya efek samping serius.

Baca juga: Update Perkembangan 10 Calon Vaksin Virus Corona di Dunia

Dikembangkan sejak Februari 

Diberitakan Kompas.com (20/4/2020), Moderna disebut sebagai perusahaan pertama yang mengirimkan vaksin virus eksperimen pertamanya kepada peneliti Pemerintah AS pada Februari 2020.

Perusahaan ini menyebutkan, pada akhir Februari 2020, mereka memulai uji klinis pada sekitar 20 hingga 25 relawan sehat pada April 2020 untuk melihat apakah dua dosis obat tersebut aman dan efektif dalam mengembangkan kekebalan tubuh.

Pemerintah AS pun memperkuat upaya penelitian dan pengembangan vaksin Moderna dengan dana tambahan sebesar 483 juta dollar AS.

Dikritisi sejumlah ahli

Meksipun mengklaim penelitiannya menghasilkan hal yang positif, sejumlah ahli masih meragukan vaksin Moderna tersebut. Para ahli vaksin menyatakan skeptis tentang hasil uji coba vaksin Covid-19 yang diumumkan oleh perusahaan biotek Moderna pada hari Senin.

Hal itu mengingat perusahaan belum merilis data penting untuk mendukung klaimnya bahwa obatnya berhasil memproduksi antibodi dalam uji coba pada manusia. Termasuk hasil keseluruhan dari semua relawan yang mengukuti percobaan. 

"Ketika sebuah perusahaan seperti Moderna dengan sumber daya yang sangat besar mengatakan mereka telah menghasilkan antibodi penetral virus dalam uji coba manusia, saya benar-benar ingin melihat angka dari uji apa pun yang mereka gunakan," ujar John "Jack" Rose, seorang peneliti vaksin dari Universitas Yale dikutip dari Forbes.

Baca juga: Jokowi: Kita Harus Mampu Hasilkan Vaksin Sendiri

Kritikan serupa juga diungkapkan peneliti vaksin Johns Hopkins University Anna Durbin.

“Ini sedikit mengkhawatirkan bahwa mereka belum mempublikasikan hasil dari uji coba yang sedang berlangsung yang mereka sebutkan dalam siaran pers mereka. Mereka belum menerbitkan semua itu," tutur Anna.

Ketika dikonfirmasi tentang sejumlah keraguan para ahli, pihak Moderna mengatakan informasi tingkat antibodi akan segera dipublikasikan.

"Akan diungkapkan dalam artikel jurnal akhirnya dari NIAID," bunyi pernyataan pihak perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com