Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Warga Sidoarjo Positif Corona, Benarkah karena Mandikan Jenazah?

Kompas.com - 20/05/2020, 13:35 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belasan warga di Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur dinyatakan positif Covid-19 lantaran mengabaikan protokol kesehatan.

Dilansir Kompas.com, Minggu (17/5/2020), 15 orang warga yang positif itu memiliki riwayat membuka peti jenazah, membuka bungkus plastik jenazah, bahkan memandikan jenazah pasien Covid-19.

Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin menjelaskan menurut informasi yang diterimanya, ada warga yang meninggal dunia di rumah sakit dan sudah dinyatakan positif Covid-19.

Tapi pihak keluarga tetap meminta jenazah dipulangkan ke rumah duka. Setelah itu jenazah diperlakukan seperti jenazah pada umumnya yang dimandikan hingga dikuburkan.

Baca juga: Waspada Gejala Baru Virus Corona, dari Sulit Berbicara hingga Halusinasi

Menanggapi hal itu, peneliti bidang mikrobiologi dari Pusat Penelitian Biologi LIPI Sugiyono Saputra memaparkan, sebetulnya belum ada bukti ilmiah untuk penularan SARS-CoV-2 dari jenazah orang yang meninggal karena Covid-19.

Tapi dari penelitian yang ada, memang diketahui Covid-19 atau SARS-CoV-2 bisa bertahan beberapa jam hingga beberapa hari di permukaan benda.

Sehingga kemungkinannya virus ini pun bisa bertahan beberapa lama di jenazah yang meninggal karena Covid-19.

"Kemungkinan penularan bisa terjadi melalui kontak langsung dengan bagian tubuh atau cairan tubuh dari jenazah di mana virus itu ada atau melalui benda yang terkontaminasi virus tersebut," katanya pada Kompas.com, Rabu (20/5/2020).

Baca juga: Mengurai Corona, dari Ramainya Pusat Perbelanjaan hingga Ancaman Kluster Baru...

Kontak langsung

Pemakaman Jenasah Menggunakan Protokol Penanganan Covid-19 oleh Relawan BPBD dan PMI GunungkidulDokumentasi TRC BPBD Gunungkidul Pemakaman Jenasah Menggunakan Protokol Penanganan Covid-19 oleh Relawan BPBD dan PMI Gunungkidul

Oleh karena itu, lanjutnya, diupayakan tidak melakukan kontak langsung dengan jenazah Covid-19, kecuali dengan menggunakan APD lengkap dan protokol tertentu.

Dia juga mengatakan, sesuai guideline dari WHO, tidak diperkenankan bagi anggota keluarga untuk menyentuh atau mencium jenazah sebelum dimakamkan.

"Jadi yang perlu ditekankan, sebaiknya mengikuti SOP yang ada untuk penanganan jenazah Covid-19," kata Sugiyono.

Selain itu pemulasaran dan pemakaman jenazah Covid-19 memang seharusnya dilakukan oleh personel khusus dengan mengikuti protokol yang ketat, sehingga tidak ada potensi penularan yang terjadi.

Dengan mematuhi SOP tersebut, diharapkan tidak ada penularan yang terjadi pada petugas pemakaman maupun anggota keluarga yang menyaksikan prosesi pemakaman.

Baca juga: Berikut Protokol Layanan Nikah Kemenag untuk Cegah Penyebaran Virus Corona

Jika sudah terjadi

Bagaimana jika masyarakat sudah terlanjur membuka peti jenazah?

Sugiyono mengatakan mereka yang tidak memakai APD dan terlanjur membuka peti atau kontak dengan jenazah, maka harus segera membersihkan diri.

Hendaknya segera mandi, ganti baju, dan semacamnya. Kemudian mereka yang sudah terlanjur kontak, statusnya akan menjadi Orang Dalam Pengawasan (ODP).

Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui soal Orang dalam Pemantauan atau ODP

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Etika Bersin, Batuk, dan Cara Cuci Tangan yang Benar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com