Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
David S Perdanakusuma
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Prof. Dr. David S Perdanakusuma, dr., SpBP-RE(K) adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia.

Risiko Penugasan Dokter PPDS Saat Pandemi

Kompas.com - 19/05/2020, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PANDEMI Covid-19 tengah melanda bangsa Indonesia sejak awal Maret yang lalu. Angka kesakitan dan kematian terus meningkat setiap harinya.

Berbagai upaya telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun seluruh masyarakat Indonesia, namun belum nampak tanda kapan bencana ini akan berakhir.

Para dokter dan petugas kesehatan terus berjuang untuk menangani kasus Covid-19 baik di fasilitas kesehatan komunitas maupun di rumah sakit rujukan.

Rumah sakit pendidikan utama yang tersebar di Indonesia juga merupakan rumah sakit rujukan yang diandalkan dalam memberi pelayanan Covid-19 di samping juga tetap melayani kasus rutin non-Covid-19. Kasus-kasus rutin ini tentu juga memerlukan perhatian dan penanganan.

Dalam situasi pandemi ini, seluruh dokter dan petugas kesehatan perlu berpikir kemungkinan Covid-19 saat melayani pasien, apapun keluhan dan penyakitnya.

Setiap pasien, apapun diagnosis utamanya dapat disertai Covid-19 dengan atau tanpa gejala. Ini akibat penyebaran dan penularan Covid-19 yang sudah sedemikian luasnya.

Pasien yang datang berisiko tertular Covid-19 karena pada orang sakit umumnya terjadi penurunan daya tahan tubuh.

Rumah sakit pendidikan

Rumah sakit pendidikan spesialis tersebar di 17 kota besar di Indonesia. Seluruhnya didukung cukup jumlah sumber daya dan mumpuni dalam kompetensi.

Pendidikan kedokteran terkait erat dengan pelayanan kesehatan. Keduanya mengalami dampak yang luar biasa.

Rumah sakit pendidikan menjadi tumpuan harapan penanganan Covid-19 sementara tetap mempertahankan kelangsungan proses pendidikan.

Peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS), dalam hal ini menjadi tenaga andalan yang memberi pelayanan dalam rangkaian pendidikannya melalui proses pengayaan, magang, dan mandiri.

Dua petugas Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) dr Esnawan Antariksa tengah mengecek sebuah peralatan.TNI AU Dua petugas Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) dr Esnawan Antariksa tengah mengecek sebuah peralatan.

Dalam situasi pandemi ini perlu dilakukan penilaian dan pengelolaan risiko pandemi terhadap PPDS meliputi risiko paparan, kebijakan pertanggungan keselamatan, dan upaya kelangsungan pendidikan.

Perlu dicermati pula kemungkinan terjadinya gangguan terhadap kesehatan, gangguan terhadap proses pendidikan dan pelayanan, adanya peraturan pemerintah yang perlu disikapi, dan identifikasi dampak secara keseluruhan.

Pemetaan risiko

Sebagai gambaran umum, bisa dilihat hasil pemetaan data staf pengajar dan peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS) di RS pendidikan. Secara keseluruhan di Indonesia diperkirakan terdapat kurang lebih sekitar 4.500 staf pengajar dan kurang lebih 13.000 orang PPDS.

Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI) melakukan pemetaan periode 17 April sampai dengan 9 Mei 2020 terhadap 3.079 staf pendidik dan 8.369 PPDS yang mewakili institusi pendidikan dokter spesialis (16 Universitas).

Pemetaan ini juga melibatkan 27 dari 35 kolegium/pengampu keilmuan dan 162 dari 252 program studi pendidikan dokter spesialis. Pemetaan ini menggambarkan besarnya risiko terpapar Covid-19 pada staf pengajar dan PPDS.

Dari data staf pengajar, 16,1 persen berstatus orang tanpa gejala (OTG), 2,3 persen berstatus orang dalam pemantauan (ODP), 0,1 persen berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), dan 0,4 persen terkonfirmasi positif Covid-19.

Secara keseluruhan terdapat 18,9 persen staf pengajar terpapar Covid-19. Data PPDS menunjukkan 21,5 persen PPDS terpapar Covid-19 dengan rincian 15,9 persen OTG, 4,4 persen ODP, 0.5 persen PDP, dan 0.8 persen terkonfirmasi positif.

Data pemetaan tersebut memperkirakan, 6.600 staf pengajar dan PPDS terpapar Covid-19 tersebar di 17 Institusi pendidikan.

Meningkat dari data sebelumnya

Angka yang didapat pada periode ini menunjukkan perbedaan yang mencolok dari data pemetaan bulan sebelumnya.

Secara umum paparan menurun, namun kejadian konfirmasi positif untuk staf meningkat 5 kali lipat dari 3 menjadi 15 kasus.

Untuk PPDS meningkat 10 kali lipat dari 6 menjadi 64 kasus. Total staf dan PPDS yang terkonfirmasi positif sebanyak 79 orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com