Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Harvard Kembangkan Masker yang Mampu Deteksi Virus Corona

Kompas.com - 17/05/2020, 16:50 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Tim juga tengah melakukan beberapa eksperimen terkait desain produk.

Mereka tengah mempertimbangkan apakah akan menanamkan sensor di bagian dalam masker atau mengembangkan modul yang nantinya dapat dipasang ke masker yang dijual bebas.

Mereka berharap projek ini dapat menunjukkan perkembangan yang baik beberapa minggu ke depan.

"Begitu kita berada di tahap itu, maka yang menjadi masalah selanjutnya adalah menyiapkan uji coba dengan individu yang terinfeksi untuk melihat apakah itu akan bekerja dalam pengaturan dunia nyata," kata Collins.

Baca juga: AS Kebut 8 Vaksin Virus Corona yang Diklaim Dapat Tersedia pada Akhir Musim Gugur

Identifikasi virus

Teknologi ini sendiri disebut sudah terbukti mampu untuk mengidentifikasi virus secara umum.

Pada 2018, sensor laboratorium telah dapat mendeteksi virus penyebab SARS, campak, influenza, Hepatitis C, West Nile dan penyakit lain.

"Kami awalnya melakukan ini di atas kertas untuk membuat diagnostik berbasis kertas yang murah. Kami telah menunjukkan ini bisa digunakan pada plastik, kuarsa, dan juga kain,” kata dia.

Sensor buatan Collins sendiri terdiri dari bahan genetik DNA dan RNA yang berikatan dengan virus.

Baca juga: Saat AS Mulai Distribusikan Remdesivir untuk Pasien Covid-19 di 6 Negara Bagian...

Bahan tersebut dibekukan dan dikeringkan di atas kain menggunakan mesin yang disebut lyophilizer yang nantinya menyedot uap air dari bahan genetik tanpa membunuhnya.

Bahan itu dapat stabil di suhu kamar selama beberapa bulan sehingga umur simpan masker bisa tahan lama.

Sensor memerlukan dua hal pengaktif. Yang pertama adalah kelembaban yang dikeluarkan tubuh melalui partikel pernapasan seperti lendir atau air liur.

Sedangkan yang kedua adalah perlunya deteksi urutan genetik virus.

Baca juga: 3 Alasan Mengapa Pembuatan Vaksin Corona Butuh Waktu yang Lama

Sinyal cahaya 

Seorang sukarelawan yang mengenakan kostum Spiderman membawa spanduk bertuliskan stay home untuk mencegah penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19) di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, 17 April 2020. Antara Foto / Arnas Padda / via REUTERS Seorang sukarelawan yang mengenakan kostum Spiderman membawa spanduk bertuliskan stay home untuk mencegah penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19) di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, 17 April 2020.

Collins mengatakan sensornya hanya perlu mengidentifikasi segmen kecil urutan virus untuk mendeteksi virus.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com