KOMPAS.com - Sejumlah pasangan kekasih akhirnya harus berpisah setelah sekian waktu lamanya menjalani hubungan jarak jauh akibat pandemi Covid-19.
Mereka tidak bisa bertemu dan menghabiskan waktu bersama seperti biasanya, karena adanya imbauan untuk saling menjaga keselamatan diri dan keluarga dari virus corona, dengan cara tetap tinggal di dalam rumah.
Hubungan jarak jauh ini tentu berbeda dengan hubungan Long Distance Relationship (LDR) laiinnya yang sudah terrencana dan disepakati kedua belah pihak.
Krisis kesehatan ini memaksa para pasangan, khususnya yang belum menikah harus terpisah jarak dan berhubungan hanya lewat ponsel saja.
Maka dari itu, banyak pasangan yang ternyata gagal mempertahankan hubungan dan memilih untuk berpisah.
Lantas, apa yang harus dilakukan?
Baca juga: 5 Tips Bantu Mereka yang Tengah Putus Cinta di Masa Pandemi
Tapi, Psikolog Seksual Zoya Amirin menyebut pasangan yang hubungannya berakhir di tengah belenggu pandemi ini semestinya bersyukur, dan tidak perlu menyalahkan pasangan ataupun diri sendiri.
Putus hubungan ini, beberapa hal yang menjadi alasannya adalah jenuh atau bosan dan lama tidak bisa bertemu secara langsung.
Jika itu benar terjadi pada hubungan Anda, maka itu sudah menjadi pertanda yang jelas bahwa pasangan Anda itu bukanlah orang yang tepat untuk diajak menua bersama.
"Penyebab putus hubungannya kalau enggak ada fisik, itu enggak (tepat) berarti. Nah gimana kalau nikah, pasti ada saja situasi yang membuat kita pisah sama pasangan, apakah itu membuat kita jadi enggak sayang?" tanya Zoya, saat dihubungi Rabu (13/5/2020).
Ia mencontohkan ketika suatu hari nanti, pasangan tenyata harus pergi untuk bekerja, melanjutkan pendidikan, atau kondisi lain yang memaksa pasangan tinggal berjauhan.
Baca juga: 4 Kiat Cepat Move On Setelah Putus Cinta
"Apakah kondisi ini kita jadi bosen sama pasangan?" ujar dia.
Kemudian, apabila ada alasan jenuh dan bosan yang muncul akibat pola komunikasi yang itu-itu saja melalui gadget, Zoya pun menyebut itu belum seberapa daripada bosannya orang berumah tangga yang jangka waktunya seumur hidup.
"Kalau misal bosen gitu-gitu aja, ya ampun mana ada sih orang enggak bosen. Nikah bakal seumur hidup loh. 'Bosen nih gue, cerai, putus,'. Ya enggak bisa gitu dong," sebut dia.
Zoya menganggap bosan adalah hal yang sangat manusiawi. Namun bukan menjadi indikator seseorang tidak memiliki cinta dan kasih sayang.