KOMPAS.com - Klaster baru dari kasus virus corona kembali muncul di Ibu Kota Korea Selatan, Seoul.
Kemunculan klaster baru ini menimbulkan kekhawatiran akan gelombang kedua infeksi Covid-19 di negara-negara Asia Timur.
Korea Selatan merupakan salah satu negara yang harus menghadapi pandemi ini pada awal kemunculannya.
Setelah berminggu-minggu melakukan tindakan seperti penetapan jarak fisik dan pengawasan, negara ini pun mulai melonggarkan pembatasan.
Namun, kemunculan klaster baru ini mengubah persepsi akan kondisi pandemi dan kelonggaran tersebut.
"Kita tidak boleh menurunkan kewaspadaan kita mengenai pencegahan epidemi" kata Presiden Korea Selatan Moon Jae-In sebagaimana dikutip dari CNN, Senin (11/5/2020).
Selain Korea Selatan, China juga memberlakukan pembatasan baru setelah dua kota melaporkan adanya kasus baru virus corona.
Baca juga: Sempat Melandai, Kasus Corona di Korea Selatan Kembali Melonjak, Ini Penyebabnya...
Infeksi baru salah satunya muncul di Kota Wuhan, yang merupakan kota pertama kasus virus corona diidentifikasi.
Sebelumnya, kondisi di kota ini mulai relatif normal setelah menjalani penguncian selama 76 hari.
Pada Senin (11/5/2020), pejabat kota mengatakan ada 5 kasus baru yang telah dikonfirmasi di Wuhan dan tidak ada yang berasal dari luar negeri.
Juru Bicara Komisi Kesehatan Nasional China Mi Feng mendesak masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan perlindungan pribadi terhadap virus.
Ia menambahkan bahwa kemunculan klaster baru ini adalah pengingat untuk tetap menghindari pertemuan sosial dan mencari bantuan medis atau menjalani pemeriksaan apabila menunjukkan gejala.
Baca juga: Klaster Baru Virus Corona Korea Selatan Muncul dari Klub di Seoul
Adapun Korea Selatan, juga telah dipuji secara global dengan penanganan awalnya pada pandemi virus corona yang terjadi di wilayahnya.
Kasus-kasus baru ini kemungkinan dapat dikendalikan.