Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Catatan tentang Didi Kempot dari Orang yang Tak Mengenalnya

Kompas.com - 06/05/2020, 19:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Nah lho, pusinglah Si Dokter untuk menerjemahkan keluhan pasien dalam mendiagnosa penyakitnya untuk mencarikan “drug of choice”, obat yang tepat bagi sang pasien.

Geringgingen itu mewakili banyak hal seperti keringat dingin, agak menggigil, meriang dan lain-lain rasa tidak enak di badan.

Banyak kata-kata bahasa Jawa populer atau bahasa Jawa jalanan yang sangat mewakili perasaan dan menancap dalam sekali di hati.

Mumet misalnya, yang tidak hanya mewakili pusing dan kehabisan akal akan tetapi juga bisa mewakili rasa kecewa yang menyertainya.

Belum lagi istilah awakku remuk atau pinggang pedhot, dan masih banyak lainnya, yang sekali lagi selain mewakili sekian banyak maksud dalam mengutarakan “rasa” juga sulit dicari padanannya dalam bahasa Indonesia.

Mungkin saja saya keliru, akan tetapi saya memahaminya seperti itu dan senang sekali mendengar istilah-istilah tersebut karena merasa terwakili untuk mengutarakan rasa hati dalam kata-kata.

Terminolgi ambyar, remuk, pedhot, mumet, nelongso dan banyak lainnya terasa sekali sangat representatif mewakili rasa “kecewa” dalam menghadapi kenyataan yang tidak nyaman.

Mohon dimaafkan apabila persepsi saya keliru karena memang saya tidak menguasai bahasa Jawa, tetapi itulah yang saya rasakan.

Meriangkan patah hati

Kembali mendengarkan lagu-lagu Didi Kempot yang lirik syairnya banyak mengutarakan kekecewaan dan patah hati, sehingga memperoleh gelar "The Godfather of Broken Heart", kiranya persepsi saya tidak keliru-keliru amat.

Sebagian besar lagu-lagu Didi Kempot berirama mirip mirip dengan lagu “Cucak Rowo” yang iramanya dikenal secara universal dan selalu disertai nuansa jenaka.

Inilah kunci mengapa lagu-lagu Didi Kempot tidak dikategorikan ke lagu cengeng, walau berisi banyak hal tentang patah hati.

Bahkan sebaliknya, karena teriakan kekecewaan yang dilantunkan dalam irama gembira mengundang joget, maka jadilah ia sebuah paket “perangsang semangat” agar tidak mudah patah arang.

Lagu patah hati namun tidak diutarakannya dalam lorong yang mengantar ke patah semangat.

Wajah Sang Maestro yang baru berusia 53 tahun sekilas terlihat lebih tua dari usianya.

Tetapi bila ditekuni lebih dalam pada raut garis wajahnya dalam ekspresi saat menyanyikan lagu, serta merta terlihat sebagai sebuah “aura” yang mengajak untuk tidak cepat menyerah menghadapi kenyataan yang pahit. Terlihat jelas dalam adegan lagu “Pamer Bojo”, “Sewu Kuto” dan lainnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com