Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona di AS Lebih dari 1 Juta Kasus, Presiden Trump Fokus Kampanye Pemilu

Kompas.com - 03/05/2020, 21:15 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Amerika Serikat masih menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia. 

Melansir data dari Worldometers (3/5/2020) malam, saat ini Amerika Serikat melaporkan adanya 1.161.109 kasus infeksi virus corona dengan korban meninggal mencapai 67.448 orang. Sementara itu, pasien yang dinyatakn sembuh sebanyak 173.725 orang.

Berdasarkan pantauan dari sumber yang sama, tercatat ada tambahan kasus baru sebanyak 335 kasus dan ada empat kematian baru yang dilaporkan. 

Meski angka peningkatan kasus masih cukup tinggi, namun meningkatnya suhu udara ditambah kebosanan karena telah menjalani lockdown selama berminggu-minggu rupanya membuat jutaan warga Amerika Serikat menghabiskan waktu di luar rumah pada Sabtu (3/5/2020).

Baca juga: Gejala Covid-19 pada Anak Mirip Penyakit Kawasaki Muncul di AS

Hal ini menambah tekanan pada pejabat kota dan negara bagian untuk menegakkan, atau akan melonggarkan aturan pembatasan yang diberlakukan untuk menekan laju penyebaran virus corona.

Melansir New York Times (3/5/2020) di New York City yang suhu udaranya meningkat pada hari Sabtu, Walikota Bill de Blasio memohon warga untuk menahan keinginan berkumpul di luar rumah.

Di New Jersey, lapangan golf kembali dibuka pada Sabtu pagi, dan Gubernur Philip D. Murphy mengatakan bahwa ia menerima laporan dari polisi negara bagian dan petugas taman yang mengindikasikan bahwa masyarakat masih mematuhi pembatasan jarak aman.

Warga mendesak pelonggaran kebijakan

Sementara itu di negara bagian lain, pengunjuk rasa yang mendesak adanya pelonggaran pembatasan mengadakan unjuk rasa di ibukota Kentucky, Oregon dan bahkan Florida.

Lee Watts, koordinator aksi di Kentucky, mengatakan bahwa pengunjuk rasa memiliki kebebasan sendiri untuk mengatur jarak sosial mereka. Beberapa pengunjuk rasa yang hadir terlihat mengenakan mengenakan masker, namun banyak juga yang tidak.

Di Lincoln Park di Jersey City, mobil patroli Departemen Sheriff County Hudson dan S.U.V. berada di lokasi taman sejak pukul 8 pagi untuk memantau ketertiban warga.

Baca juga: Karantina, Negara Bagian di AS Beri Layanan Pengiriman Kondom Gratis

Tetapi warga yang datang di taman tersebut tampaknya mematuhi pembatasan jarak aman dengan baik. Orang-orang mempertahankan jarak hampir dua meter di seluruh area taman, dan hampir semua orang memakai masker.

"Kami tidak memiliki halaman dan kami hanya perlu tempat untuk bermain bola bisbol dengan anak-anak," kata Lori Mannette, yang tinggal satu setengah kilometer dari taman tersebut.

Pelonggaran aturan ketat di seluruh negara menandai fase baru yang signifikan dalam respons negara terhadap virus meskipun jumlah kasus virus yang dikonfirmasi secara nasional terus bertambah.

Walaupun tingkat pertumbuhan virus telah melambat di tempat-tempat seperti New York dan California, jumlah kasus baru semakin meningkat di Massachusetts, Nebraska dan Wisconsin, serta negara bagian lain.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com