Melalui rapid test diharapkan akan lebih cepat mendeteksi mereka yang reaktif Covid-19 sehingga pelacakan dan penanganan akan lebih cepat dilakukan.
Sementara, pada awal Juni mendatang, ditargetkan ada 100.000 alat rapid test produksi dalam negeri.
Menteri Riset dan Teknologi ( Menristek) sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brojonegoro mengatakan, produksi alat tersebut merupakan kerja sama antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Universitas Gadjah Mada, dan PT Hepatika.
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan jika Hasil Rapid Test Virus Corona Positif atau Negatif?
Pada 29 April 2020, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, ada penambahan 41 laboratorium untuk memeriksa spesimen virus corona.
Dengan tambahan 41 laboratorium ini, total ada 89 laboratorium di Indonesia yang dikerahkan untuk menguji tes Covid-19.
Penambahan laboratorium ini diharapkan bisa mempercepat proses pengujian sehingga hasil tes positif atau negatif bisa diketahui lebih cepat.
Rincian 89 laboratorium tersebut sebagai berikut:
Baca juga: 5 Laboratorium di Jakarta Layani Tes PCR Covid-19, Periksa 850 Spesimen Per Hari
(Sumber: Kompas.com/Penulis: Farida Farhan, Ihsanudin | Editor: Abba Gabrillin, Bayu Galih)